Review Travelblog.id, Tulis Cerita Perjalananmu dan Berbahagialah


Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu.
Merantaulah...
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan)
Berlelah lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang 
- Merantaulah, Imam Syafi'i


Setiap akhir tahun tiba, saya selalu menulis best traveling moment yang saya lewati. Seperti tahun 2018 kemarin, saya baru menuliskannya beberapa minggu yang lalu. Dan, itu baru saya lakukan kurang lebih tiga tahun terakhir ini. Hufft, sebenarnya ada rasa penyesalan, karena banyak perjalanan saya yang tidak terekam. 

Atau kalaupun pas ingat, baru bisa saya tuliskan beberapa tahun kemudian. Seperti cerita saya di tahun 2013 saat ditugaskan kantor di Balikpapan. Saya menyempatkan diri menyusuri hutan Borneo, bertemu kawanan beruang, melihat penangkaran buaya dari dekat, dan menikmati senja di pelataran pelabuhan. Mau tahu saya menuliskannya kapan? Baru pada April 2018. What a late post!  Alasannya, saya memang baru aktif mengelola blog sendiri sekitar tiga tahun terakhir pula. Sebelumnya, saya sudah punya blog, tapi hanya memilikinya tanpa paham apa yang harus dilakukan untuk mengelola sebuah blog.  

Baiklah. Menyesal tak perlu terlalu lama. Harus move on! Setelah saya tahu pentingnya mencatat perjalanan untuk rekam jejak pribadi, saya mulai rajin hunting komunitas yang hobi menuliskan perjalanannya atau sering kita sebut sebagai travel blogger. Yey, julukan itu memang lagi hits dan naik daun akhir-akhir ini. Ga mesti yang ber-niche khusus travel banget sih, punya kategori travel di blog gado-gado macam saya begini bisalah disebut travel blogger, asik kan?

Tapi, tak harus menunggu jadi blogger profesional yang rajin update di blogsendiri juga, untuk mulai menulis. 

Lah terus nulisnya dimana dong kalau bukan di personal blog?

Temen-temen bisa ketik cerita sendiri di berbagai platform ber-niche travel. Ssst, soal yang satu ini, sudah saya siapin rekomendasinya. Baca sampai akhir ya!

Tapi, hal pertama yang mesti temen-temen niatkan sebelum mulai rajin menulis perjalanan adalah untuk apa kita menulis. Apakah sekedar mengejar sesuatu berupa materi? Atau untuk alasan kebahagiaan? Atau sekedar berbagi?

Jawabannya pasti berbeda dengan saya, tapi buat saya, tiga-tiganya worthed diperjuangkan. 

Ini Alasan Kenapa Menulis Cerita Perjalanan

Rekam jejak yang lebih berharga

Kapasitas manusia tentu terbatas untuk mengingat setiap detil yang sudah dilalui. Cerita lisan dari mulut ke mulut juga bisa meluapkan ingatan, tak ada bukti otentik. Jejeran foto tanpa kisah yang menyertai juga hanya jadi gambar dengan banyak teka teki. Tulisanlah yang akan membingkai semua kenangan dan hikmah dibalik sebuah perjalanan. 


Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.
Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akan kena sasaran.
- Merantaulah, Imam Syafi'i


Karena perjalanan bukan sekedar melakukan perjalanannya saja, how to get there, dan what can we do there. Lebih jauh, melakukan perjalanan berarti sedang melakukan proses belajar pada sebuah sekolah kehidupan. Ada makna terpendam yang mencoba untuk disibak. Menuliskannya berarti sedang memaknai perjalanan dua kali. 

Sebagai bagian dari menemukan jati diri

Percaya atau tidak, saat kita mencoba mengambil langkah mundur tepat saat kita mengingat-ingat perjalanan yang kita lalui dan menuliskannya, sebenarnya kita sedang mencari jati diri. Banyak hal baru yang kita temui menjadi lebih berharga untuk dijadikan sebagai pelajaran. Saya pernah melalui momen dimana berada dalam satu mobil van bersama turis dari Jepang dan Eropa. Masing-masing berdua, dan saya berada di tengah. Kami adalah manusia penunggu mobil menuju Cemoro Lawang di kawasan Bromo yang siap berangkat sampai mobil penuh. 

Disitu saya menemukan titik dimana semua manusia diciptakan sama. Sama rasa, sepenanggungan. Perbedaan warna kulit tak menghalangi kami berinteraksi dan saling memberi kemudahan satu sama lain. 

Bahagia karena bisa berbagi

Happiness only real when shared, begitulah "mantra" yang melekat dari buku Into the Wild yang saya baca. Melihat orang lain berbahagia atas apa yang bisa kita lakukan benar-benar memberikan kebahagiaan yang sulit tergantikan dengan apapun. Termasuk meski hanya sekedar berbagi kisah perjalanan. Remeh memang buat kita. Mewah buat orang lain yang membutuhkan informasinya. Percayalah, setiap tulisan akan menemukan pembacanya. Dan utuhlah kita sebagai manusia yang bermanfaat untuk manusia lainnya seperti sabda Baginda Nabi SAW.  


Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam,
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang. 
- Merantaulah, Imam Syafi'i


Bonus berupa materi

Saya menyebut hadiah berupa uang maupun barang sebagai bonus ketika tulisan kita diapresiasi. Rejeki yang sudah ditakar untuk setiap manusia yang terus berusaha berbuat. Melangkah dan tidak berhenti hanya karena jatuh atau tak dilihat. Ketulusan saat berbagi akan memberikan magnet bagi bonus untuk mendekat.  

Melatih Skill

Skill menulis butuh jam terbang, begitupun skill turunannya seperti memotret dan juga merekam video sebagai dokumentasi perjalanan. Dengan menuliskan perjalanan, tanpa sadar kita sedang mempertajam kemampuan yang sudah ada dan selalu perlu diasah. 

Bagaimana memulai menulis kisah perjalanan?

Saat yang tepat untuk memulai menulis adalah sekarang. Karena pekerjaan penulis adalah menulis, menulis, dan menulis. Atau kalau dengan media yang digunakan sekarang, maka mulailah dengan mengetik, mengetik, dan mengetik.

Jangan sampai mengalami apa yang sudah saya alami. Very late post. Jangan menunggu sesuatu sempurna untuk memulai sesuatu yang sederhana. Ya, tak perlu pintar mengelola blog sendiri lalu baru menulis. 

Sekarang, sudah ada platform user-generated blog yang bertebaran di dunia maya. Kesemuanya memungkinkan kita untuk memiliki akun sendiri dan bisa berlaku sebagai kontributor. Tak perlu memikirkan tentang desain blog, membayar domain atau hosting tahunan. Fokus hanya menulis.

Salah satu yang patut  dicoba adalah travelblog.id yang menurut saya punya ciri khas dan kelebihan tersendiri. 

Buat yang sama sekali baru menulis, silakan langsung punyai akun di travelblog.id dengan cara sign up menggunakan email atau akun media sosial seperti Facebook. Berikutnya, sign in seperti biasa. 

Sebaiknya baca terlebih dulu ketentuan membuat artikel di Panduan yang tersedia untuk memudahkan. Konten yang informatif, fokus pada inti, dan dibuat semenarik mungkin sesuai kreativitasmu adalah yang paling dipertimbangkan untuk dipublikasikan di travelblog.id. Asiknya lagi, kita bisa menulis tema yang sama dengan yang pernah kita tulis disana asalkan memiliki sudut pandang yang baru. Wah..

Apa Kelebihan Travelblog.id ?


Sarana web atau blog travel dan wisata yang menjadi wadah bagi para traveller dan wisatawan untuk saling berbagi pengalaman ini punya banyak kelebihan buat kita, ini dia diantaranya :

Berawal dari blog pribadi

Karena berawal dari blog pribadi, saya yakin, tim travelblog.id lebih punya kepekaan melihat para blogger sebagai traveler yang akan bertumbuh sebagai komunitas di dalamnya. Pengalaman organik serasa sepenanggungan ini tentu jadi poin plus tersendiri. 

Memiliki kategori lengkap yang siap menampung semua cerita

Lihatlah menu atau kategori yang disediakan, all about traveller! Kita bisa menuliskan cerita apa saja yang berkaitan dengan :

Mau bercerita tentang pengalaman jalan-jalan ke suatu daerah atau tempat yang seru untuk diceritakan, atau lezat dan uniknya kuliner yang kita cicipi saat singgah di suatu tempat, atau seni budaya yang memperkaya khazanah kearifan lokal negeri tercinta, semuanya bisa. Buat yang memiliki tips dan info kece seputar traveling juga bisa kita tulis dan menjadi inspirasi untuk yang lain. 

Selain artikel, konten video pun bisa

Blog memang identik dengan artikel, namun untuk memanjakan hasrat visual di era kekinian, travelblog.id mempersilahkan kontributor untuk mengunggah konten video selama relate dengan kategori yang ada. Tenang, mengunggahnya cukup dengan memberikan link url Youtube nya. Memberikan judul dan deskripsi singkat.


Ini lumayan memberi keuntungan buat kita yang suka record segala sesuatu di perjalanan, daripada dibuang sayang, dengan sedikit sentuhan editing, kita bisa mengunggahnya di channel Youtube dan membagikannya pula di travelblog.id.

Rewards Poin 

Hm, ini yang paling saya suka dan saya tahbiskan jadi CIRI KHAS. Kalau yang lain memberikan reward untuk yang terbaik setiap bulan atau memberikan sejumlah reward berupa uang tunai, travelblog.id memiliki terobosan anti mainstream yang mudah diingat. 

Dengan menulis artikel (50 poin per artikel), membagikan video (40 poin per artikel), dan membuat akun (25 poin), kita sudah bisa mendapatkan poin dan mengumpulkannya. Setelahnya, kita bisa menukarkannya dengan travel stuff yang menurut saya sangat kece dan membuat penasaran untuk mendapatkannya satu persatu. Bukan souvenir biasa, karena kita bisa menukarkan poin terkecil dari Tupperware eco bottle (80 poin) sampai Xiaomi Redmi 6 Pro (2030 poin)! Untuk lebih lengkapnya, kita bisa berkunjung ke store.travelblog.id.



Saya sendiri sudah mencoba menukarkan poin yang tadinya berjumlah 275 poin dari 5 artikel yang saya tulis, dengan 180 poin yang nantinya berupa Hippo Powerbank ILO F3 12500mAh. Ah, senangnya! Saya tinggal menunggunya di rumah sambil terus ketik cerita yang lainnya.



Dashboard kontributor yang simpel dan mudah

Ini yang saya suka. Dashboard saat kita masuk sebagai kontributor sangat mudah digunakan. Meski baru pertama menulis disini, dijamin tak kesulitan. Tinggal perhatikan kolom sebelah kiri. Dan silakan pilih untuk membuat artikel atau video, tentunya dengan melengkapi profil terlebih dulu. 


Jangan lupa untuk memperhatikan detil ukuran foto ataupun video yang diminta supaya artikel kita bisa naik status menjadi artikel pending untuk ditinjau oleh editor. Pengalaman saya, jangan lupa juga untuk memberi keterangan foto alias caption, dan jangan memberikan watermark apapun. Kalau berasal dari sumber lain, tuliskan juga di caption. Nantinya travelblog.id akan memberikan keterangan published by travelblog.id pada foto yang kita unggah.

Setelah disetujui, kita akan mendapatkan email pemberitahuan bahwa artikel telah diterbitkan dan kita bisa melihatnya di artikel terbit yang ada di dashboard kita.




Tampilan artikel informatif dan mudah dibagikan

Dalam setiap artikel, ada tanda untuk mengetahui berapa kali artikel tersebut ditayangkan atau dikunjungi (page view). 



Ini menjadi semacam tolak ukur buat tim, sekaligus kontributor untuk terus semangat menulis dan tahu bahwa artikelnya banyak dibaca. Juga menjadi tolak ukur tersendiri untuk SEO. Selain adanya tombol share media sosial yang memungkinkan kita untuk saling berbagi dan mendongkrak SEO. 

Tim yang fast response dan komunikatif

Ini penting. Buat kita yang ingin dilayani dengan cepat bila ada pertanyaan, hubungi saja form yang ada di kontak kami.

O iya sedikit cerita, pernah suatu kali artikel yang saya unggah, terdapat watermark pada foto, dengan sigap, salah satu tim mengirimi saya email dan memberitahukan kenapa artikel saya tidak kunjung diterbitkan. Well, buat saya ini berharga sekali sehingga kita tahu alasan kenapa artikel kita belum kunjung diterbitkan. Good job, thank you lovely team!


Apa Manfaat Travelblog.id buat Masyarakat Luas?

Bahagia juga harus dirasakan masyarakat luas dengan keberadaan travelblog.id ini. Kenapa? Bila kebahagiaan hanya dirasakan oleh kontributor dan tim, apa artinya?

Kembali pada esensi, berbahagialah karena berbagi. Materi adalah bonus dan apresiasi yang datang tanpa harus menunggu persetujuan diri. 

Ada banyak manfaat yang bisa dirasakan masyarakat luas seperti :

Informasi perjalanan dan wisata yang akurat

Tak perlu risau untuk mencari informasi yang dibutuhkan tentang suatu wisata ataupun jurnal perjalanan disini. Bila kita mengetikkan suatu kata kunci yang spesifik, travelblog.id menempati posisi di halaman pertama Google, dan urutan ketiga. Artinya, SEO nya teroptimasi dengan baik. Seperti tulisan saya tentang 5 Kebun Teh di Jawa Timur ini. 



Atau langsung kunjungi saja travelblog.id dan menjelajah ke kategori-kategorinya yang mudah sekali ditemukan dengan sekali klik. Tombol navigasinya sangat jelas. Atau gunakan fitur pencarian (search) di pojok kanan atas. 
Juga bisa menggunakan fitur translator untuk yang ingin memerlukannya dalam bahasa lainnya. Ini memungkinkan wisatawan asing untuk ikut menikmati cerita-cerita yang sudah dipublikasikan. 

Selain kategori jalan-jalan, kuliner, seni & budaya, serta tips & info, ada pula kategori lainnya yang sangat berguna buat masyarakat tau pembaca, yaitu berisi :

  • Berita
  • Gaya hidup
  • Infographic

Keakuratan artikel juga tampak pada penambahan titik lokasi yang dimaksud dalam tulisan yang berasal dari latitude and longitude yang tampil sebagai map. 

Membantu promosi pariwisata Indonesia

Ini tentu efek bola salju yang pasti dirasakan. Dengan berbagi pengalaman menyenangkan sekaligus mengesankan, daerah yang kita kunjungi, kuliner yang kita singgahi, seni budaya yang kita nikmati akan kebagian "kue". 

Roda pariwisata akan berjalan dengan gotong royong yang harmonis ini. Pengunjung bisa melepas lelah, penat, dan mendapatkan hiburan juga pelajaran, pengelola tempat mendapatkan reward dengan makin bertambahnya kunjungan karena kisah yang dibagikan pengunjung sebelumnya. Dengan begitu, setiap dari kita berkewajiban menjaga ciptaan Sang Maha Pencipta agar tetap seperti fitrahnya.

Mewadahi passion menulis, memotret, dan merekam video

Masyarakat seperti anak muda millenial atau generasi Z yang sangat tech savvy menjadi lebih positif dengan menyalurkan passion dan energi yang dimiliki untuk memproduksi konten positif yang bermanfaat untuk pariwisata Indonesia. 

Kesimpulan

Dengan semua kelebihan yang ada, hampir tak ditemukan kekurangan yang berarti semenjak saya ikut menjadi kontributor mulai 2 bulan yang lalu. Hanya, tantangannya adalah build system terbaik, loading yang performanya lebih cepat, dan tetap unggul dibanding platform lainnya, serta menjaga konsistensi layanan baik secara visual maupun manajemen. Tak ada gading yang tak retak. Tapi bukan hasil yang kita ingin capai sebagai tolak ukur satu-satunya, tapi proses untuk mencapai itu, justru jadi yang terpenting.

Semoga dengan review jujur ini membantu temen-temen untuk menulis perjalanan lebih banyak lagi dan ikut merasakan reward poin nyata yang sudah saya rasakan. Karena bahagia itu sederhana. Dengan menulis, berbagi, dan bonus berupa materi dan apresiasi akan datang sendiri. 


Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum ditambang), 
kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.
Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang tinggi nilainya.
Jika bijih memisahkan diri (dari tanah), barulah ia dihargai sebagai emas murni.
Merantaulah, Imam Syafi'i



Wassalam, 






Prita HW

11 komentar:

  1. Mantap mbak reviewnya, aku juga jd pengen nyoba nulis pengalaman traveling d travelblog.id nih

    BalasHapus
  2. Bisa berbagi dan bisa menjadi alternatif untuk dapat backlink juga kayaknya..

    BalasHapus
  3. Memang setiap cerita harus diabadikan ya mbak... apalagi diabadikannya bisa dapet hape juga... nulis di TravelBlog.id kan bisa ditukar dengan berbagai macam hadiah ya ? keren euyyyy

    BalasHapus
  4. Suka baca reviewnya, berasa didongengin 😅. Jadi baru ngeh arti dari kalimat "lakukan apa yg kamu tulis dan tulis apa yg kamu lakukan"

    BalasHapus
  5. rajin nge-review bisa dapet hadiah pula, asik asik

    BalasHapus
  6. Thanks mbak reviewnya, nambah wawasan..

    BalasHapus
  7. saya mau ikut ngereview lagi, tapi sudah ditutup kayaknya :v

    BalasHapus
  8. Jadi, selain menulis untuk 'Tabungan Kenangan', bisa dapet poin sebagai konstributor juga ya, mbak? Asyikkk... keren nih!

    BalasHapus
  9. Aku pun belom nulisin cerita2ku di perantauan mak
    Padahal banyak yg pengin dishare
    Poin2ny aku setuju

    BalasHapus
  10. lagi bingung nih, jadi kontributor atau nggak ya? susah di ngebagi waktunya sih wkwk..

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
  11. Dengan menulis setidaknya kita punya kenangan saat berkunjung ke suatu tempat...salam

    BalasHapus