Enjoy The Beautiful Sightseeing of Jakarta



Membayangkan tentang ibu kota bernama Jakarta, apa yang ada di benak kita? Kota yang tak pernah mati, kota yang ga cocok buat bersantai? Hm, bayangan tentang kota megapolitan itu sudah banyak berubah. Kini, ibu kota sudah banyak berbenah dan membuka akses seluas-luasnya, termasuk untuk tujuan wisatanya.

Seringnya saya mengikuti event-event seru di Jakarta sukses membuat penasaran untuk mengeksplorasi tujuan melepas penat dan bersantai di Jakarta. Terlebih, saya kan tinggal di kota penyangga ibukota bernama Bekasi :)

Nah, kebetulan banget Indonesia Corners (ID Corners), salah satu komunitas travel blogger yang saya ikuti, bikin acara seru yang memang dikhususkan buat jalan-jalan menyusuri Jakarta. Jadilah Sabtu, 22 Oktober 2016 itu, saya cuz bermerah-merah hore menuju meeting point di Balai Kota Jakarta. Semangat tak kenal maka tak sayang saya bawa terus sebagai motivasi mengikuti Jakarta Night Journey ini:)

Kalau semua orang lagi ngehits soal orang nomor 1 DKI, saya mah langsung samperin rumahnya, hahaha :) Balai Kota Jakarta bisa ditempuh dengan jalan kaki 17 menitan dari Stasiun Gondangdia kalau memilih untuk naik commuter line seperti yang saya lakukan. Seperti apa keseruan menyusuri Jakarta? Yuk, ah!

Balai Kota dan Jakarta Smart City

Saya selalu tertarik mengunjungi Balai Kota di kota manapun. Saat di Surabaya, Yogyakarta, Solo, Semarang, saya selalu sukses mampir ke gedung dimana para petinggi kota atau provinsi beraktivitas sehari-hari. Menyaksikannya dalam bayangan saya mirip mirip melihat kehidupan reinkarnasi kerajaan di era ini. Bersahaja dan eksklusif, tak jarang juga bersejarah.


Begitu juga saat saya mengunjungi Balai Kota Jakarta. Suasana asri nan hijau lengkap dengan air mancurnya yang menghibur dengan suguhan air yang berkali-kali tumpah naik turun seperti sedang menari-nari, rasanya ikut menyambut siapa saja yang datang. Setelah kenalan dan cupika cupiki dengan temen-temen baru di ID Corners, saya seperti diajak masuk ke rumah sendiri.

Sabtu itu Balai Kota tampak lengang dari aktivitas kerja para penghuni kedinasannya. Tapi, kalau riuh tamu-tamu yang ingin melihat Balai Kota dari dekat, jangan ditanya. Selain ID Corners, masih banyak berseliweran pengunjung yang lain. 




Melihat lobi depan untuk ruang tunggu tamu yang dihiasi pernak pernik jadul yang khas membuat perasaan kita jadi ikut syahdu, terbawa suasana mirip saat mengunjungi keraton :)

Masuk lagi lebih dalam, kita bisa melihat ruang tunggu yang lebih eksklusif dengan jajaran generasi para Gubernur DKI Jakarta dari masa ke masa di kanan kiri dindingnya.

Melangkah lagi, di sisi kanan, kita bisa mengintip ruang tamu tempat Gubernur menerima tamu-tamu resmi kedinasan. Elegan banget menurut saya.

Barulah di ruang tengah yang lapang layaknya tempat perjamuan, kita bisa melihat-lihat portfolio program-program pembangunan yang sedang on progress di Jakarta. Mirip ruang pameran. Kita juga akan dijamu oleh Pak Ahok dan wakilnya langsung loh, tapi lewat miniatur 2D nya :) Dan, noted ya, wisata Balai Kota ini gratis tis :) Dan dibuka hanya di hari Sabtu dan Minggu.



Selain mengeksplorasi Balai Kota, saya dan temen-temen juga diajak untuk melihat ruang beroperasinya Jakarta Smart City (JSC) di lantai 3. Menggunakan lift, sampailah saya di lantai yang membuat saya penasaran ini. Aura kecanggihan teknologi yang diusung program ini mulai terasa. Kesan pertama itu diwakili oleh logo JSC di lobby lantai 3.


Di dalam, kita akan melihat sebuah ruang besar yang bisa digunakan untuk kegiatan komunitas dengan meminta ijin lebih dulu. Dan di sampingnya persis, terdapat ‘dapur’ JSC dengan layar besarnya yang gagah dan siap menyuguhkan beragam laporan warga.



Disambut Mas Daniel, staf Divisi Field & Operational Program Pemprov DKI Jakarta, saya dan temen-temen dijelaskan tentang portal yang memperoleh penghargaan bergengsi untuk Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik (SiNovik) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi RI ini. 

Mas Daniel juga menjelaskan bahwa warga bisa melaporkan pengaduan apa saja hal yang meresahkan di sekitarnya melalui aplikasi Qlue yang bisa di-download di smartphone Android. Bisa berupa foto atau deskripsi (dimana tempat kejadian dan apa permasalahannya). Nantinya, laporan tersebut akan masuk dan ditangani lebih lanjut oleh dinas terkait.

Buat temen-temen yang warga Jakarta nih, silahkan ya kalau ada laporan pengaduan, kalian bisa langsung download aplikasinya atau cekidot berbagai akun medsos dan nomor penting ini. Semudah itu :)


Kawasan Kota Tua, Si Warisan Budaya UNESCO

Yuhuu, saatnya kita melanjutkan eksplorasi Jakarta berikutnya. Apalagi kalau bukan kawasan famous yang bernama Kota Tua.

Kali ini, yang berbeda dari sebelumnya, saya kesini diantar city tour bus sebagai Jakarta explorer! Bis gratis yang khusus beroperasi untuk memanjakan para Jakarta explorer ini  berupa bis tingkat yang adem dengan AC, kursi yang nyaman, dan mbak-mbak pemandu yang cheerfull. Saya ga berhenti ketawa ketiwi sepanjang perjalanan. Maklumlah, mbak pemandu juga berinteraksi dengan temen-temen yang gokil supaya perjalanan jadi lebih hidup :) Pake acara nyumbang lagu juga lagi, mirip acara ulang tahun, hahaha :) O iya,



Saat melewati kawasan tertentu, si mbak juga bercerita tentang sejarah di baliknya. Seperti saat melewati Museum Gajah atau Museum Nasional, Gedung Arsip, dan Gelodok.


Pas sampai di Kota Tua, kita akan masuk ke sebuah kawasan yang dulunya menurut Pak Ari Sulistyo dari Unit Pengelola Kota Tua Dinas Pariwisata DKI Jakarta yang ikut seseruan bareng di bis, dibentuk oleh Belanda sebagai kota pertahanan. Jaman dulu kalau masuk kesini, ternyata harus nunjukin paspor loh :)



FYI juga, kalau saat ini kawasan Kota Tua juga ditetapkan sebagai Destination Management Organization (DMO) Pariwisata yang didalamnya terdapat 93 properti milik swasta dan BUMN, 6 diantaranya milik pemerintah.The most wanted place untuk kita kunjungi di kawasan ini adalah :




Saya lebih suka menyiapkan topi lebar ala turis kalau lagi jalan-jalan siang hari menyusuri sekitarnya, supaya terhindar dari panas. Tapi jangan khawatir, kalau sudah di dalam gedungnya, ga panas kok :) Jangan lupa berfoto di depan Museum Fatahillah yang menjadi trademark Kota Tua. Mencoba bersepeda warna warni memutari kawasan itu juga asik. Rasanya seperti ada di potongan kisah masa lampau.

Saat bareng rombongan ID Corners, kita cuma mampir sebentar buat foto karena Monas sudah menunggu. Untungnya, sebelumnya saya sudah beberapa kali kesini, meski baru ke Museum Fatahillah dan Museum Wayang sih :) Next, harus lebih lengkap.


Monumen Nasional yang Gemerlap di Perjalanan Malam

Yey, tujuan terakhir kita adalah monumen nasional yang akrab disingkat Monas. Sudah pernah kesini belum? Saya beberapa kali kesini, tapi kalau kali ini spesial banget karena diajakin naik sampai ke puncaknya. Wow! Ini yang saya tunggu-tunggu.

Sejak April lalu, memang Monas membuka jalur wisata malam buat siapa saja yang ingin merasakan sensasi melihat gemerlap Jakarta di malam hari. Bahkan hingga jam 10 malam!

Sebelum siap-siap mengantri untuk menikmati pemandangan langit Jakarta malam hari, saya dan temen-temen mengisi amunisi dulu. Makan sore menjelang malam judulnya :)

Dari Lenggang Jakarta yang semacam sentra pujasera, kita bisa menunggu kereta mini gratis yang nanti bakal mengantar dekat dengan pintu masuk menuju Monas bagian dalam. Energi dan kaki untuk naik turun tangga sebelum menuju cawan dan antrian lift mesti disiapkan. "Lumayan olahraga", komentar beberapa temen, tak terkecuali saya :)

Disarankan untuk antri dari jam 17.30 ya, jangan lupa untuk membeli tiket. Dari papan info yang saya baca di atas loket, ini tarifnya :

Anak-anak 4000 | Mahasiswa 8000 | Dewasa 15000

Keluar dari lift, tarraa... Kita akan disambut angin yang berhembus cukup kencang di ketinggian 115 meter. Loh, bukannya 132 meter ya? Yes, memang bener. Tapi, menurut penuturan bapak yang bertugas di lift tadi, lantai yang dijejak untuk enjoy jakarta night ini di ketinggian 115 meter, sedangkan 17 meter sisanya adalah tinggi bagian perunggu yang dilapisi emas. Saya dan yang lain cuma mengangguk-angguk tanda takjub.


Sampai di atas, tak ada kata lain selain masya Allah beautiful, ternyata Jakarta sangat cantik di malam hari. Bayangan kota sibuk dengan segala pernak perniknya langsung memenuhi pikiran saya. Dan, penawar kesibukan yang tiada batas itu rasanya bisa didapatkan melihat pemandangan Jakarta dari puncak Monas kebanggaan ini. Kerlap kerlip kota yang bagai kunang-kunang di kegelapan itu bisa juga disaksikan lebih jelas lewat teropong. Hanya, butuh koin khusus untuk mengoperasikannya. Malam itu, saya dan temen-temen kebetulan belum beruntung.

Buat yang belum pernah menjejak di ketinggian Monas ini, wajib buat merasakan pengalaman langsung. Ini dia jadwal kunjungan ke Monas. Selamat merasakan sensasi yang berbeda ya!



Bagaimana Memotret The Beautiful Sightseeing of Jakarta?

Setelah menikmati perjalanan yang saya bagikan kisahnya di atas, ada satu pertanyaan lagi nih : bagaimana cara yang pas untuk memotret perjalanan semacam ini? Jawabannya tentu wajib membawa alat yang mumpuni untuk memotret keindahannya. Dan kamera yang tepat untuk mengambil momen perjalanan itu ada di Zenfone 3 ZE520KL yang memang built for photography.

Ini nih 4 alasan kenapa saya menyebut Zenfone 3 ZE520KL wajib dibawa kalau lagi menikmati keindahan Jakarta :


Selain alasan di bawah ini, pastinya saya ga ragu sama kualitas Asus yang sudah expert di urusan teknologi, jauh sebelum smartphone diluncurkan.

1 Kamera Super Oke



Nah, ini the most important things buat saya. Di smartphone Zenfone 3 ZE520KL, kamera memang menjadi andalan. Nah, kamera di smartphone satu ini dilengkapi sensor Sony Exmor RS™ IMX298 64 MP (back illuminated) yang sangat sensitif pada cahaya. Dan, ada teknologi DTI (Deep Trench Isolation) yang memungkinkan menghasilkan gambar detil sealami obyek aslinya. Apalagi pas lihat resolusinya yang 16 MP untuk kamera utama dan 8 MP untuk kamera depan. Ini sih wow banget!

Dan kalau seperti saya yang hobi otak atik foto dulu sebelum di-publish, ya cocok lah untuk proses cropping, teknologi Pixel Master 3.0 nya bisa menghasilkan pixel 4x lebih tinggi dari yang dihasilkan sensor yang totalnya hingga 64 MP .

Hm, kalau yang hobi foto memfokuskan ke suatu hal, lalu yang lain diberikan efek blur (bokeh) juga oke banget. Wah, saya jadi ingat kalau susah banget mengatur fokus kamera. Kadang maksudnya mau fokus apa, eh kepotretnya apa, belum lagi kalau tangan goyang, blur itu mah pasti. Tapi, kalau pakai  ASUS ZenFone 3 ZE520KL yang sudah dilengkapi axis Optical Image Stabilizer (OIS) jadi lebih tenang nih, karena OIS 4 axis ini mampu compromise getaran dari 8 arah. Cakep!

Dan, kalau mau eksplorasi dengan latar backlight, atau mupeng memotret foto gelap seperti kerlap kerlip lampu kota Jakarta dari atas, bisa banget! Ini karena ASUS ZenFone 3 ZE520KL punya kemampuan mengatur shutter speed minimal sampai 32 detik (long exposure). Ga ketinggalan, kecanggihan yang lain adalah mode Low light yang ada di ASUS ZenFone 3 ZE520KL mampu memotret obyek hanya mengambil gambar sebuah obyek dengan penerangan hanya dari cahaya 1 lilin saja. Kemampuan kamera ASUS ZenFone 3 ZE520KL bisa meningkatkan cahayanya sampai 400%. Belum lagi, 20 mode kamera yang bisa kita pilih!

Satu lagi, ketimbang bawa kamera DSLR yang berat dan bikin sakit pas digantungin di leher, belum beban tas dan bawaan lainnya kan, ASUS ZenFone 3 ZE520KL ini memang wajib dikantongi. Praktis!

2 Desain Elegan



Dibanding yang lain, desain ZenFone 3 ZE520KL boleh dibilang beda, yaitu desain premium bermaterial kaca yang sangat elegan. Tampilan depannya full kaca Gorilla Glass 3 berteknologi 2.5D Curve Glass yang populer banget anti baretnya. Dan untuk keamanannya jangan kuatir, ada fingerprint security yang berbentuk lonjong di bagian atas. Buat yang sering ga konsen mengingat pin atau berbagai garis yang membentuk rancang bangun seperti saya, nah ini sesuatu banget.

Satu lagi, ini noted juga buat orang ceroboh seperti saya. Saking rempongnya kalau lagi asik jalan-jalan, biasanya smartphone saya sering jatuh. Nah, kalau pakai ASUS ZenFone 3 ZE520KL ga perlu kuatir lagi karena si pintar ini punya metal frame berbahan aluminium alloy yang ngefek ke kekuatan tahan jatuh. Bagian lensa kamera pun dilapisi Saphire Glass dengan aperture f/2.0 yang melindungi lensa supaya ga mudah tergores saat bergesekan atau bersentuhan dengan benda lain. Apalagi kalau isi tas macam Doraemon seperti saya, apa-apa masuk tas :)

3 Full Power



Kamera dan desain yang mumpuni ga bakal seru kalau misal otaknya lambat atau lemot ya. Terutama buat saya yang termasuk social media enthusiast. Belum lagi kalau ada live tweet dan instagram competition seperti di Jakarta Night Journey ini. Nah, kalau smartphone kita ga multitasking, urusan ini pasti bisa bikin bad mood :)

Tapi, dengan ASUS Zenfone 3 ZE520KL, otaknya ga perlu diragukan lagi. Prosesor Qualcomm Snapdragon 625 dengan kecepatan hingga 2 GHz bisa diandalkan buat multitasking. Ini cocok banget buat saya yang ga sabaran kalau lihat notif ini itu.

Dan, kalau sudah multitasking, penggunaan baterai juga jadi perhatian. Nah, si pintar ini sudah menggunakan Android Marshmallow versi 6.0.1 yang memiliki fitur penghemat baterai bernama doze. Untuk pengisian baterai dan transfer data pun sudah menggunakan USB Type-C dengan kecepatan transfer data sampai 10 Gbps dan bisa menampung aliran listrik dengan daya sampai 20 Volt dan 5 Ampere. Bisa juga disambungkan langsung dengan TV atau proyektor.

Storage nya? Jangan takut, kapasitas penyimpanan internalnya 32 GB dan 64 GB. Masih bisa ditambah dengan kartu micro SD. Dokumen penting pun sudah bisa tertampung di ASUS WebStorage dengan 5 GB penyimpanan free yang bisa didapatkan setelah registrasi. Koneksi si pintar pun mendukung untuk dual SIM 4G dan 3G. Arghhh.. saya mau tarik nafas lagi :) Memang performa ASUS ZenFone 3 ZE520KL ga perlu diragukan lagi.

4 Video Welcome



Hari gini, blogger ga cuma mengelola blog, banyak juga yang sudah merambah jadi vlogger. Dan, senjata utama buat seorang vlogger tentu wajib memiliki piranti yang mendukung untuk membuat video. Waktu seseruan bareng temen-temen ID Corners juga begitu, ada video competition nya.

Beda kalau kita pakai ASUS Zenfone 3 ZE520KL, merekam video bisa sampai resolusi 4K, kualitasnya video Ultra HD, setara dengan 4x kualitas Full HD. Audio nya jangan ditanya, memiliki Sonic Master yang bisa menghasilkan kejernihan suara. Ini penting misal kita mau membuat backsound di video. Atau sedang merekam audio visual. Kelebihan lain, si pintar ini paket komplit, ada 3 axis Electronic Image Stabilizer (EIS) yang memungkinkan kita tetap stabil mengambil rekaman video meski dalam posisi goncangan. Misal, dalam kendaraan atau lagi aktif bergerak. Contohnya ya waktu di bis kemaren. Goncangannya konsisten. Jadi, buat yang vlogger wanna be, memiliki ASUS Zenfone 3 ZE520KL ini wajib hukumnya.

At Last

Begitulah 4 alasan kenapa Zenfone 3 ZE520KL adalah jawaban. Semuanya berujung pada menikmati perjalanan dengan tak lupa menangkap setiap momen yang kita lewati. Sebab, semua pasti setuju kan, kalau menangkap momen penting itu ga bisa diulang. Berapa kali pun kita menikmati perjalanan, bahkan dengan tujuan yang sama, momennya akan selalu berbeda.

Seperti saya yang juga selalu ingat momen kebersamaan Jakarta Night Journey bareng temen-temen ID Corners ini. Saya jadi ingat pesan terakhir Mbak Dona, salah satu founder ID Corners, sebelum kami semua berpisah, “Semoga perjalanan ini ga berhenti sampai disini, tapi akan ada perjalanan-perjalanan selanjutnya yang lebih seru yang menyatukan kita sebagai sebuah keluarga.”, ucapnya. See you in the next journey semuanya…!


“Tulisan ini diikutsertakan dalam Jakarta Night Journey Blog Competition oleh Indonesia Corners  yang disponsori oleh Asus Indonesia

Prita HW

38 komentar:

  1. Suka banget dengan pengolahan gambarnya! Kreatif dan betul-betul hasil pengolahan yang tekun Mbak, salut deh, hehe. Itu bikinnya gimana Mbak, mau dong diajari, hehe.
    Jalan-jalan kemarin banyak memperkaya pengetahuan soal Monas, saya juga kemarin tumben banget naik ke atas Monas. Jadi lebih sayang dengan Jakarta, hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dikerjain berdua ma suami, haha :) Satu tim. Akunya dikit2. Gampang kok, kl infografis bbrp udh ada template gratis, bikin sendiri di photoscape/photoshopjuga bisa. Bener bgt, tekun, wkwkwk.. Ini sih nyicil2^^

      Hapus
  2. Kece mbak prita,gie jadi tau klo monas buka sampe malam. Klo asus....duh udah jatuh cinta emang (langsung lirik zenfone 3) hahaha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. mampir Gie kesana :) bawaannya mupeng emang si zenfone 3 :)

      Hapus
  3. wah review-nya super lengkap, plus poto-potonya lucu-lucu, Mbak, kereen! masuk ke kota tua jaman dulu gak enak banget yah mesti pake paspor, ha ha ha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasi mb udah mampir :D cakupan kotanya sempit ya, pake paspor segala, wkwk

      Hapus
  4. Seruuu banget jalan-jalan kemaren yaa mbaa :D
    Dan ituuu, duh ituuu Asusnya bikin ngiler aslik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. banget ran,,sampe kita blm sempet ngobrol ya, ga satu kelompok sih :D

      Hapus
  5. Wkwkwkwk lucu poto2nya kreatif! Ayo ah ke Kota Tua lagi. Kemarin itu belum puas foto-fotonya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya belum puas, yuks lagi kita puas2in :D

      Hapus
  6. Balasan
    1. hihi..foto yg kita ala tuan dan nyonya bareng Fajrin itu dmn ya? apa Fby apa bukan, lupa euy

      Hapus
  7. Ahh, keren reviewnya, gambarnya. Mbak Prita kmrin kita gak sempet ngobrol2 yak hihi, sibuk sendiri nikmatin acara.

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih Melly. Iya nih, ga sempet intim, asekk bahasanya :) Next ya chit chat

      Hapus
  8. Aahh aku mupeng, sayang kmrin gk bisa ikut ada acra juga.
    Jakarta Bagus ya kalo malem

    BalasHapus
  9. Informatif mba tulisannya, sebagai pendatang baru ini cukup menambah wawasan. Jempol...

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih mbak, semoga bermanfaat buat panduan yak

      Hapus
  10. Seruuuu. Jln2 menyusuri Jakarta asik bgt ya mba.. Aku penasaran sama Balai Kota, pingin liat tempat JSC.. Ke Monas waktu malam juga pingiiiiin.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asik banget emang, cobain deh. Nah, aku ikut kan krn mupeng ma Monas nya juga :)

      Hapus
  11. Naik monas malem malem, liat jakarta, mupengggg...

    BalasHapus
  12. Pengen.. mau jg dong ke monas... maksudnya ke puncaknya :D
    sdh berapa episode ke monas, blom pernah ke atas

    BalasHapus
  13. Keren nih tulisan nya mbak. Sampai jumpa lg ya..

    BalasHapus
  14. Iya tuh, gak bisa make teropong karena lupa beli koin khususnya. Hufft.

    Review hapenya lengkap amat euy. Dapet deh nih si Mbak. Eaaak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. brarti bisa dibeli di bawah yak koinnya? *barusadar* Haha,thanks Yog

      Hapus
  15. Seru yaa jalan-jalan nya, semoga trip IDC berikutnya bisa jalan bareng ya kitaa :)

    BalasHapus
  16. Jadi kangen sama jakarta, udah lama gak kesana, setahun setengah yang lalu pernah tinggal disana selama 3 tahun, dan baru beberapa wisata yang sudah dikunjungi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa jd referensi nih kl ke Jkt lagi ya, semogaaa

      Hapus
  17. Waini, infografisnya lengkap! Selamat ya kepilih jadi salah satu pemenang Jakarta Night Journey ;)

    BalasHapus
  18. mantap nih, penasaran Monas di malam hari deh, yang boleh naik terbatas ga sih?

    -M.
    https://inklocita.blogspot.co.id/2016/12/jakarta-sebelum-tertidur.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya terbatas kloteran, tapi sampai jam tertentu untuk malem, itu di infografis :)

      Hapus
  19. ooo pantesan menang Jakarta Night Journey hihihihi menarik sekali

    -M.
    https://inklocita.blogspot.co.id/2016/12/jakarta-sebelum-tertidur.html

    BalasHapus