Konten Viral dan Kegaduhan Pikiran




Konten viral dan kegaduhan pikiran - Siapa hari ini yang tak ingin mencicipi engagement ramai? Bagi setiap content creator, like, comment, share, dan melihat tanda pita menghitam, tanda postingan kita ter-save adalah salah satu bentuk kebahagiaan. 

"Nggak sia-sia ya aku bikin konten..."

Hati kecil terdalam kita mungkin meneriakkan itu, meski tak semua orang mampu mengungkapkannya secara verbal. 

Aku sendiri baru dengan lebih intens merasa seperti itu saat era content marketing jadi kebutuhan utama. Saat sedikit-sedikit, yang dilihat jumlah view, saat sedikit resah ketika menemukan jumlah view tak seramai biasanya. Ahh, rempong bener kan jadi manusia kekinian.   

Sampai ketika aku aktif di platform fenomenal bernama TikTok. Awalnya hanya coba-coba, follow the trend, dan be;ajar platform baru. Lama-lama, saat engagement naik, followers bertambah, rasanya ada secuil bahagia dan merasa nggak sia-sia. Dan, beberapa hari lalu, kurang lebih hampir semingguan ini, TikTok yang agak males-malesan kuiisi karena lagi kekurangan energi buat maintain itu, ramai sekali dengan notif yang diimpikan banyak orang : 99+.

Ada apa?

Ternyata salah satu vt (video TikTok) yang awalnya cuma ber-view 5000 dan aku pinned di depan, mendadak mendapat sambutan luar biasa dari netizen, khususnya Tiktokers. Naik dari 46 ribu, merangkak dengan cepat menuju 100 ribu, naik menjadi 200 ribu, sampai saat ini menjelang 300 ribu. MasyaaAllah.

Vt itu tentang cara merangkai kata saat memberikan sambutan. Dengan durasi yang agak panjang, sekitar 3 menitan. 

Yang menjadikan aku cukup heran adalah beragam permintaan tentang cara sambutan dalam berbagai konteks. Padahal, harapanku awal membuat vt itu adalah bisa dimodifikasi dengan berbagai konteks, hehe. Hm, gejala budaya instan mungkin ya? Semua harus tersedia persis, sehingga bisa ditiru, persis.

Dua Sisi Konten Viral   

Setiap pencapaian ada konsekuensi. Itu yang aku simpulkan dari case ini. Dampak dari pilihan-pilihan kita selain takdir atau qada dari Allah. 

Di satu sisi, dampak dari konten viral bisa jadi sangat menyenangkan, engagement naik, branding lebih mudah, convert followers to customer juga lebih mudah. Namun, di sisi lain, creator haru siap melayani.

Di case ku, segala macem FAQ, request ini itu, pertanyaan-pertanyaan penasaran, pernyataan-pernyataan bersedia ikutan program-program kita, dan sebagainya.  

Semua berkejaran dengan waktu, juga kesehatan mental dan kewarasan kita sebagai manusia normal yang butuh ruang untuk bernafas dan kadang sering merasa sedikit "sesak" di kerumunan, andai tak tahu caranya untuk tetap mendapatkan oksigen yang cukup. 

Dari sini, rasanya jadi lebih bisa berempati gimana rasanya being famous, public figure, etc. 

Yang aku syukuri dari sbuah konten viral, pada akhirnya adalah kebermanfaatan, "oh ternyata posinganku ini dipakai ya buat guidance mereka...". Banyak request ini itu yang berarti mereka trust untuk menjadikanku role model, terutama dalam hal speech yang berkaitan dengan kontenku.

Bersyukur sekali kemudian ada beberapa chat di HP kakmin yang bertanya kelas private maupun reguler public speaking (perasaan iklan yang baru kujalankan di Instagram tentang program anak-anak, kok yang tanya tentang program dewasa, hehe). Ternyata jawabannya : "dari TikTok mbak..." . 

Sampai berujung pada private session seorang ibu di Jaksel yang akan memberikan sambutan mewakili wali murid angkatan putranya bersekolah, dan si ibu membuat script persis dengan speech ku di konten. MasyaaAllah. 

Hari ini nanti, juga akan private session seorang ibu dari Banjarmasin, juga beberapa yang lain yang masih masuk waiting list. Terimakasih Allah, nikmat Mu luar biasa.

The power of content itu nyata.

Finally, Konten Viral dan Kegaduhan Pikiran Itu...


Dengan segala dinamika yang membuatku menikmati peran iniadalah membuat orang lain bahagia, rasanya rasa lelah itu nggak ada. Lelah fisik pastilah ada, obatnya istirahat dan pola makan yang tepat.

Tapi kalau lelah batin dan pikiran, itu kembali ke kedalamn hati. Apakah benar kita benar-benar bahagia menjalani pilihan kita saat ini, dan apa benar jalan ini mendekatkan kita ke Rabb Semesta Alam?



Wassalam.




Prita HW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar