5 Kebiasaan Menyenangkan Hanya di Momen Ramadhan, Ada yang Sama?




Ramadhan 2021 M atau 1442 H, apa yang berbeda dari Ramadhan tahun sebelumnya? Ramadhan paling sunyi yang pernah kita lewati, mungkin ya. Alhamdulillah, tahun ini, Allah masih sampaikan kita bertemu bulan mulia ini, mengingat banyak dari kerabat, atau teman se-circle yang syahid karena terpapar covid-19. Sadar nggak sadar, mau nggak mau, semua sikon itu membuat kita lebih banyak menggenapkan syukur. Salah satu bentuk syukur yang harus selalu kita ulangi terus adalah melakukan kebiasaan baik dan menyenangkan saat Ramadhan tiba. 

Apanya yang spesial? Bukannya setiap bulan sama? Eits, tentu beda. Karena di bulan ini, ampunan Allah kalau diibaratkan toko toserba, lagi diskon besar-besaran bahkan sampai 100 %, demi memberi pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya. Iyap, Allah sedang benar-benar membuka pintu taubat bagi hamba Nya. Kalau di hari-hari biasa, waktu-waktu mustajab hanya di saat-saat tertentu, di bulan ini, semua waktu mustajab, masyaaAllah.

5 kebiasaan menyenangkan saat Ramadhan versi saya :

1 Sahur bersama orang terdekat

Siapa yang rela bangun menjelang subuh atau di sepertiga malam terakhir, hanya untuk makan? Pasti dari kita, banyak yang enggan. Ya iyalah, lagi ngantuk-ngantuknya, bener nggak? Tapi, karena di bulan ini kita tahu keutamaan sahur, dan bagaimana asupan sahur dapat memberikan kita energi untuk berpuasa di siang hingga sore harinya, banyak dari kita yang berhasil mengalahkan diri sendiri. Bahkan anak-anak kecil yang sudah mulai belajar berpuasa, masyaaAllah.

Anak saya sendiri masih 3 dan 1 tahun, mereka belum berpuasa, tapi setiap kali oranguanya bangun sahur, selalu ada saja alarm yang seolah-olah ikut membangunkan mereka. Mungkin, ini yang namanya fitrah Islam dari Allah, peka akan syariat sejak kecil. 

Saya sendiri memang mewajibkan diri untuk sahur, kalau nggak kebablasan karena kecapean ya, hehe. Karena saat ini saya masih aktif sebagai busui dan anak kedua saya yang namanya Umar, kuat banget nyusunya, alhamdulillah masih diberi Allah kekuatan untuk puasa full seperti kebanyakan orang-orang. 

2 Menyiapkan buka dan berbuka bersama 


Nah, bagian ini yang paling seru dan jadi semacam euforia bersama. Tapi dari sini juga, saya dan adek ipar perempuan yang tinggal bareng saya dan suami, jadi kompak buat mengeksekusi resep-resep baru di dapur. Bahkan, Ramadhan ini, saya sendiri dapet rejeki masuk sebagai 100 besar ajang kompetisi healthypreneur yang diinisiasi produsen tepung singkong (gluten free) di Indonesia. Buat saya, ini pengalaman berharga, karena saya sendiri hanya emak-emak yang suka coba-coba resep di dapur untuk keluarga, bukan untuk dijual lagi atau berbisnis. 

Dari sini, yang saya syukuri adalah makin aware nya sama kesehatan keluarga, dan kami sudah hijrah untuk semua bumbu tepung yang mengandung terigu ke tepung mocaf. Begitu juga dengan gula yang tak lagi menggunakan gula pasir, minyak goreng yang hijrah ke coconut oil, juga beras dan sayuran yang masih semi organik. Sebegitu penting ternyata konsep halalan thayyiban ini. 


Cerita menyiapkan buka puasa saya bareng adek ipar Ramadhan ini tuh, sudah berhasil membuat mini cakes lunch box ala Korea, dessert in jar, juga masakan-masakan lain seperti sambal goreng kentang kulit sapi, semur ayam tahu, dan sebagainya. Dan, yang paling seneng, anak-anak dan suami tuh lahap menikmatinya. Semoga berkah ya. 

3 Tarawih

Shalat yang satu ini sangat spesial, karena hanya bisa dilakukan saat Ramadhan, meskipun hukumnya sunnah. Perempuan baiknya memang shalat di dalam rumah daripada di masjid. Jadinya, saya menjalankan tarawih ini di kala jam menjelang tidur atau di sepertiga malam terakhir sebelum menyiapkan sahur. Maklumlah, balada emak-emak yang mesti peka sama tangisan bayi yang kebangun karena minta nenen sedangkan emaknya masih pengen me time, hehe.

4 Taddarus


Satu lagi yang spesial, taddarus berjamaah dimana kami saling membaca dan menyimak bacaan, dan Allah janjikan pahala yang sama seperti yang membacanya saat kita menyimaknya. Taddarus ini bagi saya sejak kecil, sangat menyenangkan, karena setelah shalat tarawih berjamaah di masjid, saya dan teman-teman masa kecil akan jajan dulu di penjual makanan dekat masjid. Yang paling say aingat adalah kerupuk dari singkong yang dicelupkan ke kuah kacang, hmm, ini kadang jadi booster tersendiri, hehe. 

Setelahnya para santri perempuan di musholla deket rumah, berkumpul di rumah Ustadzah alias guru ngaji kami, dan bergiliran membaca Al Qur'an dan mengkhatamkannya bersama-sama. Yang paling ditunggu tentu suguhan minuman dan makanan ringan, hahaha, juga pas sesi khataman, pasti ada momen tasyakuran tumpengan. MasyaaAllah kangennya.

Makanya, meski di musim pandemi, saya nggak mau ketinggalan momen ini. Akhirnya say abikin momen taddarusan via zoom meeting bersama sahabat-sahabat muslimah di komunitas learning center saya, The Jannah Institute. Selepas subuh selama 1,5 jam kami bergantian membaca dan menyimak bacaan, setelahnya dilanjutkan tugas mengaji mandiri untuk mempercepat khataman. Nikmatnya alhamdulillah sama, meski sekarang bukan penganan kecilnya yang ditunggu, hehe.

5 Berbagi lebih  


Urusan berbagi ini juga jadi perhatian khusus, karena dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW saat Ramadhan bersedekah seperti angin berhembus, masyaaAllah. Meski tak bisa sampai kadar manusia termulia di muka bumi, paling nggak kita berusaha untuk menujunya. Meski kecil, meski kita sendiri merasa masih serba terbatas, tak ada salahnya berbagi lebih di bulan ini. Tka harus harta, bisa ilmu, bisa bantuan yang tulus untuk teman yang membutuhkan bantuan ataupun informasi, dsb.

Ramadhan ini alhamdulillah saya dipertemukan lagi dengan teman-teman masa SMA yang berinisiasi mengumpulkan donasi dan safari ke beberapa panti asuhan dan pondok pesantren, serta menyantuni janda-janda miskin. MasyaaAllah, ini nikmat silaturrahim yang juga saya syukuri.

Kalau temen-temen, mana nih dari 5 kebiasaan di atas yang paling menyenangkan dan ada yang samaan? Yuk, curhat-curhatan di kolom komen.


- Wassalam - 


Prita HW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar