Menjelajah Teaching Factory di Campus Visit Polije 2020 (Bagian Kedua)


Hari Kedua Campus Visit Polije 2020 : Menjelajah Kebun Hidroponik, TeFa Feedlot, TeFa Bakery & Coffee, dan TeFa Kebun Inovasi Bunga Potong

Pagi di hari kedua 18 September 2020 jatuh di hari Jumat Mubarak, saya dan suami rasanya sudah tak sabar ingin segera menuntaskan Teaching Factory (TeFa) yang akan kami kunjungi setelah pengalaman hari pertama kemarin berlangsung.

Tak sabar akan ada kejutan apalagi dari si Polije SIP. Slogan yang unik, selain identik dengan acungan jempol saat ber-yel yel bersama, SIP juga bermakna Smart,Innovative, Professional. Kalau melihat TeFa yang kemarin kami kunjungi dengan serangkaian upaya serius, saya rasa Polije SIP bukan hanya sekedar slogan, tapi juga terimplementasi dengan baik.

Saya sampai punya keinginan memasukkan keponakan yang sebentar lagi lulus SMK di Bekasi untuk studi di Polije, rasanya sesuai. Sebab, kampus vokasi unggulan seharusnya memang menjadi rujukan bagi seseorang yang menempuh pendidikan terapan saat di bangku menengah atas atau yang memang ingin terjun tak hanya sebagai ilmuwan atau akademik, tapi juga praktisi yang expert di bidangnya. Ah, semoga ya, takdir bisa berpijak untuk keponakan dari suami itu.

Berkunjung ke Kebun Hidroponik  

Kunjungan pertama sebelum melanjutkan ke TeFa adalah melongok kebun hidroponik di bawah pengelolaan Laboratorium Teknik Tata Air. Bermula dari penelitian mahasiswa hingga akhirnya menjadi budidaya bersama, begitu tutur Ibu Siti Djamila yang pagi itu menjelaskan dengan penuh semangat kepada kami semua di sebuah ruangan layaknya mahasiswa. 



Meski begitu, posisi duduk kami tetap berjarak, semua menggunakan masker ataupun face shield, dan membawa hand sanitizer masing-masing. Saya sendiri sambil mencerna penjelasan juga ikut mengamati fenomena berkegiatan di era new normal ini. Benar-benar adaptasi kebiasaan baru. 

Bercocok tanam secara hidroponik di musim pandemi ini bisa menjadi alternatif yang mudah, murah, sehat, dan menyenangkan. Karena masing-masing keluarga pun bisa mencoba mempraktikkannya langsung. Dengan lahan sederhana yang tak cukup luas, tanaman-tanaman di sini betul-berul tumbuh subur, segar, dan terawat.

Sebenarnya, teknik bercocok tanam hidroponik ini sudah pernah saya pelajari sebelumnya, yaitu teknik yang lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan menggunakan media tanam berupa air. Dan, memang cocok sekali untuk lahan perkotaan yang terbatas. 



Kalau kemarin saya sudah bercerita tentang kunjungan ke TeFa Smart Green House yang mengusung sistem pertanian yang lebih kekinian, pun demikian dengan hidroponik. Hidroponik juga dapat menjadi pilihan pertanian masa depan dengan mempertimbangkan beberapa faktor semacam cuaca, tingkat kesuburan tanah, minimnya lahan akibat masifnya pemukiman dan industri, serta kebutuhan kita akan konsumsi sayur dan buah sehat. Kesehatan sayur dan buah yang dihasilkan ini lebih terjamin sebab menghindarkan kita dari penyakit yang sumbernya dari tanah, dan tentu bebas dari pestisida dan menggunakan air yang lebih sedikit karena tidak membutuhkan penyiraman secara berkala. 

Buat temen-temen yang ingin mencoba bercocok tanam secara hidroponik, mudah kok, sediakan saja air (boleh air sumur, air hujan, air PDAM dengan pH < 7, sekitar 5,5-6,5), tempatkan di sinar matahari yang cukup, oksigen, media tanam, benih yang berkualitas, dan nutrisi. 

Jenis sayuran yang bisa ditanam ternyata cukup bervariasi, mulai dari pak choy, kangkung, sawi putih, tomat, hingga buah-buahan semacam semangka, melon, stroberi, timun, dan lainnya. 


Kalau kemarin, kami sempat mencicipi pak choy yang langsung dipetik, rasanya kres, segar, dan memang beda.

Untuk sistem hidroponik sendiri, ternyata ada beberapa yang bisa dipilih sesuai dengan kemudahan kita, berikut ini :





InsyaaAllah, di kemudian hari, saya akan kembali ke sini untuk membeli sayuran-sayuran yang baru dipanen, ternyata kalau memungkinkan, juga bisa dibeli masyarakat umum dalam jumlah terbatas. Begitu menurut penuturan pengelola di sana. Ah, sambil praktik di rumah bersama suami rasanya juga boleh dilakukan. Karena kami sempat melakukannya dulu saat di Bekasi, hehe. 

TeFa Feedlot (Penggemukan Ternak)

Setelah memanjakan mata dengan melihat yang serba hijau, kami semua diajak melangkahkan kaki ke satu hal yang lain lagi. TeFa Feedlot namanya. Merupaka tempat penggemukan ternak yang prospek usahanya mengarah pada usaha penggemukan sapi potong, domba, dan juga kambing. 


Lengkap sudah penjelajahan saya kali ini. Kami diajak untuk tak egois, dengan menyadari masih ada makhluk Allah lainnya yang juga perlu dirawat dan dipelihara dengan baik. Tujuannya, juga sama-sama untuk kemaslahatan manusia. Tak lengkap bila kita memenuhi nutrisi dari sayur dan buah, ada pula nutrisi yang memang dianjurkan, yaitu dari daging hewan ternak yang halal.

Kesan pertama saat saya dan rombongan memasuki area ini adalah bersih. Tidak seperti kandang hewan ternak yang pernah saya temui. Kotorannya sama sekali tidak memenuhi aroma penciuman, kandangnya pun rapi dan bersih. Meski tidak terlalu besar, cukup rasanya untuk sebuah TeFa yang awalnya didirikan berdasarkan kebutuhan daging di pasar dan belum terdapat usaha penggemukan sapi potong di Jember. 

Peluang ini jadi satu hal positif buat Polije yang memiliki fasilitas mumpuni serta sumber daya manusia yang tentu kompeten di bidangnya. 

Mahasiswa bisa mempelajari proses produksi penggemukan sapi potong ini mulai dari seleksi sapi berdasar bangsa sapi, umur, skor kondisi tubuh, bobot badan, dan juga kesehatannya. Tak hanya itu, tapi juga belajar bagaimana mengelola sebuah usaha penggemukan dan pemotongan hewan ternak agar terus surplus dan menguntungkan. Setidaknya hal itu diungkapkan oleh Manajer Operasional TeFa Feedlot.

Siang terik itu kami juga menyaksikan langsung jenis pakan yang diolah dari limbah tanaman jagung yang kemudian diberi nutrisi. Suplai pakan ini juga berasal dari pabrik Pakan Super Feed SIP (SFSip). Luar biasa Polije ini, sangat berdikari di semua lini, dan tentu bersinergi. Kualitas pakannya juga dijamin melalui fasilitas laboratorium yang modern dan tentu disertai SDM yang memiliki kompetensi di bidang nutrisi dan pangan. 


Ternyata tak hanya sapi potong yang saya temukan di sana, ada pula sapi perah yang khas dengan kombonasi kulit hitam putihnya. Yang unik juga, saya jadi bisa tahu perbedaan domba dan kambing. Tampaknya saya tak sendiri, beberapa kawan yang lain juga sibuk ber o..o ria saat melihat kambing dan domba. Domba terlihat lebih berbulu tebal karena bulunya juga dimanfaatkan secara khusus untuk produksi kain wol, sedangkan kambing tak terlalu memiliki bulu.

Lucunya, di deretan kandang kambing, terlihat nama-nama yang disematkan oleh petugas, seperti Arka, Arkam, dan lain-lain. Jadi geli melihatnya, hiburan banget di siang hari. 

Seperti TeFa yang lain, TeFa Feedlot juga telah menjalin kerjasama dengan IDUKA (dunia industri & dunia kerja), seperti PT. Youngbee Indonesia, Lolit Sapi Pasuruan, Jawa Timur.

TeFa Bakery & Coffee

Puas melihat bagian dari alam, tujuan ketiga berhubungan erat dengan hajat manusia untuk memenuhi rasa lapar dan haus. Kami akan menjelajah sesuatu yang menggoda selera, apalagi kalau bukan melihat proses produksi roti enak nan lezat bermerek SIP yang biasanya saya beli dari tukang roti keliling yang lewat tiap pagi menyapa di sekitar kompleks tempat saya tinggal. Hm, belum-belum saya sudah membayangkan aroma panggangan rotinya.



Ternyata TeFa Bakery & Coffee ini letaknya di ujung, dekat dengan pintu masuk Polije bagian belakang. Tempatnya strategis dan bisa dengan mudah dikunjungi siapa saja yang ingin bersantai sekedar untuk menikmati kopi ditemani potongan roti yang fresh from the oven. 

Karena ini hari Jumat, waktu sedikit lagi menunjukkan saatnya shalat Jumat, terkhusus bagi kaum laki-laki muslim. Karenanya, selepas disambut, secara bergiliran, kami memasuki ruang produksi. Ada prosedur yang juga harus diterapkan, seperti pemakaian baju khusus layaknya orang memasuki ruang ICU atau laboraorium, masker kepala bagi yang rambutnya belum tertutupi sempurna, juga alas kaki karet yang disediakan, dan tentu masker. Semua ini dalam rangka sterilisasi produk yang dihasilkan. Jadi, tak perlu was-was ya, terjamin kualitasnya sejak dari proses produksi dan pengolahan. 


Dengan cekatan, para petugas laki-laki dan perempuan itu sibuk membentuk adonan menjadi beragam bentuk sesuai spesifikasi roti SIP, kemudian ada yang sibuk melumurinya dengan coklat, memberikan olesan mentega, taburan gula pasir, maupun memarut keju langsung di atas roti yang telah matang dari panggangan. Hmmm, aroma penciuman benar-benar diuji di sini. Seketika rasa santai menyergap begitu saja, setelah lelah berpanas-panasan di TeFa sebelumnya. 

Sebelum saya dan suami bergiliran dengan kawan yang lain, saya asik menyaksikan petugas laki-laki yang dengan sigap mengeluarkan roti tawar yang baru matang dari oven berukuran kulkas dengan loyang yang juga tak kalah besar dibanding loyang rumahan yang biasa saya lihat. MasyaaAllah, betapa beruntungnya saya dan banyak penikmat roti SIP lain yang hanya tinggal melahap potongan-potongan roti yang ternyata telah melalui proses produksi sedemikian rupa dengan peluh dan semangat dari pekerjanya. 

Kami menunggu selesai ibadah shalat Jumat di lantai atas yang nyaman sambil menyantap makan siang, dan tak lupa ditemani roti SIP. Di lantai bawah, outlet dan kedai kopi juga memberikan suasana nyaman. Tak hanya roti yang memenuhi rak display, ada pula kopi, edamame, sampai olahan jamur tiram seperti kaldu dan bumbu pecel. Saya membeli olahan jamur tiramnya, dan saya suka, original taste.



TeFa Kuliner, New Resto Kemuning 

Mendekati jelajah di waktu akhir, kami berkesempatan menyambangi TeFa yang letaknya terpisah dengan Kampus Polije di Jalan Mastrip yang sedari kemarin kami jelajahi. 

Dengan menumpang bus, ternyata tujuan pertama adalah ke TeFa Kuliner yang bertempat di New Resto Kemuning, persis arah menuju destinasi wisata Rembangan. Letaknya di sisi kanan, dan ada penunjuk di gerbang depandengan nama restonya dan menunjukkan masih di bawah manajemen Polije. 


Berdiri sejak 2010,
New Resto Kemuning terbuka untuk umum, khususnya menyediakan menu kuliner pilihan, dari menu utama hingga makanan ringan, dan minuman. Sempat ketika saya tanyakan menu andalannya adalah kuliner serba pedas seperti lalapan, ikan pe pedas, ayam, dan sebagainya. Wah, sayangnya kami sudah menikmati makan siang dengan menu utama siang itu, jadinya di sini kami disuguhi minuman penyejuk dahaga yang lumayan membasahi kerongkongan. Ada jus alpukat, jambu merah, es jeruk, dan lainnya. Saya sih memilih jus jambu merah, sekaligus untuk charge stamina setelah seharian menjelajah. 

Ketika masuk ke bagian dalam resto, kita bisa merasakan nuansa tempo dulu yang syahdu, ada pilar-pilar khas bangunan jadul, juga meja kursi makan yang lapang. Sedangkan di bagian luar disediakan gazebo untuk pilihan menikmati makanan secara lesehan dan sesekali menatap hamparan taman yang dihiasi kolam ikan. Sejuk sekali. Sedangkan mainan anak yang juga disediakan sedang proses remake.


Event semacam ulang tahun, resepsi pernikahan maupun outbound ternyata juga bisa diselenggarakan di sini. Lahannya masih luas, terbukti ada kebun rambutan dan juga kebun durian yang tidak diperjual belikan untuk umum, namun bisa dinikmati pengunjung resto. Wah, saya langsung membayangkan menikmatinya saat panen. Ah, insyaaAllah saya harus kembali di hari lain dan di saat panen. Semoga.

TeFa Kebun Inovasi Bunga Potong Rembangan

Waktu sudah menjelang sore ketika kami sampai di TeFa terakhir yang paling menempuh jarak jauh dari Kampus Polije, tetapi masih satu arah dengan New Resto Kemuning, yaitu Tefa Kebun Inovasi Bunga Potong. Iya, ini masih menjadi satu bagian dengan TeFa Kebun Inovasi yang berada di dalam lingkungan Kampus Polije.

Tepatnya tidaklah membingungkan. Berada persis tepat di sebelah pos penjagaan destinasi wisata Rembangan yang berada di dataran tinggi Jember. Biasanya tempat ini cukup ramai pengunjung, namun dikarenakan pandemi, belum dibuka lagi seperti biasa. 



Saya sendiri sudah wara wiri ke Rembangan namun baru kali ini menjejakkan kaki dan menikmati landscape bunga potong langsung di Jember. Biasanya saya menyaksikannya di Malang untuk wilayah Jawa Timur. Tapi tak ada kata terlambat, dengan sisa tenaga hari itu, saya menghirup dalam-dalam udara dataran tinggi yang sejuk, meski hidung masih ditutupi masker yang sesekali saya lepas untuk sesi berfoto. 

Jalur yang turun kemudian naik lagi menggunakan tangga akan dirasakan saat menyusuri green house di TeFa yang menghasilkan bunga potong krisan, tanaman hias anggrek, aglonema, dan begonia yang dibagi dalam cluster-cluster. Green house ini juga dirancang untuk skala produksi dengan sistem perputaran 1 tahun dengan model 10 hari sekali panen. Wah! Selain itu, juga terdapat kultur jaringan mini yang dikerjakan di sini, supaya tidak terlalu jauh harus ke kampus Polije di Jalan Mastrip.

Menurut penuturan manajer Kebun Inovasi Bunga Potong, saat musim pernikahan seperti sekarang, antrian selalu penuh menunggu masa panen tiba. TeFa Bunga Potong telah bekerja sama dengan Dunia Industri dan Dunia Kerja (IDUKA) CV. Arjuna Flora Batu Malang.

Bahagia rasanya bisa mengunjungi tempat yang satu ini, sejauh mata memandang rasanya perasaan jadi berbunga-berbunga begitu saja. Apalagi ketika melihat hamparan krisan warna warni di salah satu green house, masyaaAllah ciptaan Mu begitu indah. Ada bunga dengan warna putih, oranye, kuning, berpadu apik memanjakan mata pengunjungnya. 




Akhir Penjelajahan di Politeknik Negeri Jember

Setelah menikmati susu sapi segar khas Rembangan, kami bertolak ke Kampus Polije di Jalan Mastrip, dan tak lupa membawa pulang goodie bag berisi beraneka roti SIP untuk persediaan di rumah, Ah, senangnya! 



Setelah melakukan penjelajahan dan mengenal lebih dekat Politeknik Negeri Jember lewat Teaching Factory (TeFa), bertegur sapa dengan para pengelolanya, dan juga meneguk informasi berharga dari tim yang mendampingi kami, mata dan pikiran saya jadi benar-benar terbuka tentang kampus vokasi unggulan yang satu ini. Rasanya visi menjadi politeknik unggul di Asia pada tahun 2035 nanti bukanlah visi tanpa arah, tapi sudah dipersiapkan dengan matang.

Saya jadi teringat pesan Bapak Mahsus Nurmanto, Kepala Unit Humas & Kerjasama saat pertama kali menyambut kami di Campus Visit Polije 2020 ini, 

"Melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan adalah salah satu perwujudan dari mewujudkan cita-cita. Dan alangkah baiknya kalau cita-cita itu sesuai dengan passion. Ketika cita-cita dan passion itu sinkron, kita harus tahu jembatan mana yang harus kita lewati agar lekas sampai tujuan dan tidak salah arah."

Saat itu saya mendengar sambil manggut-manggut setuju. Supaya tak ada lagi cerita salah jurusan saat mengambil studi di bangku kuliah. Maka, penelusuran minat dan bakat yang tertuang dalam bahasa kekinian bernama passion penting sekali untuk diwujudkan. 

Memilih menempuh studi di kampus yang berorientasi menyelenggarakan  pendidikan vokasi guna mencetak tenaga terampil adalah pilihan tepat bagi siapa saja yang ingin menjadi lebih expert di bidangnya. Sehingga tak hanya menjadi akademisi yang biasanya berorientasi pada pembelajaran teori.

Di Polije yang terdiri dari 60 % praktik dan 40 % teori dilengkapi fasilitas berupa TeFa, serta telah menjalin kemitraan dan penyelarasan dunia industri dan dunia kerja (mitras DUDI) rasanya tak perlu diragukan lagi. Kalau sudah begini, jargon vokasi kuat menguatkan Indonesia optimis akan benar-benar terwujud, insyaaAllah.  

Jadi nggak ragu juga nih saya untuk merekomendasikan Kampus Polije ini sebagai tujuan menempuh studi selanjutnya. Dan jangan salah, program di Polije bukan hanya DIII, tapi juga D-IV (sarjana terapan), dan juga menyelenggarakan program Kelas Internasional dengan Dual Degree atau gelar ganda ketika lulus nanti. Tak hanya sebagai praktisi sekaligus akademisi yang expert di bidangnya, Polije juga mendukung munculnya wirausahawan baru yang paham potensi dan arah pasarnya. 

Lebih lanjut tentang Polije dan jurusan serta program studi yang disediakan, silakan berkunjung ke official websitesnya. 

Terimakasih Politeknik Negeri Jember (Polije) atas semuanya, semoga makin sukses dan makin SIP (Smart, Innovative, Professional)!


- Wassalam -




Prita HW

10 komentar:

  1. Ya Alloh, feedlot. Itu tuh kosakata zaman kuliah dulu. Hihi...

    Duh, jadi kangen sama kandang. Seneng mbak bisa lihat yang gituan. Soalnya yg dilihat tuh tumbuh, berkembang, bisa diukur dan ditarget.

    BalasHapus
  2. Senangnya melihat dari dekat aktivitas sekolah tinggi vokasi. Sekarang vokasi sedang diperhatikan pemerintah, semoga para mahasiswa mendapatkan pendidikan yang terbaik.

    BalasHapus
  3. Aku tuh awam banget soal hidroponik ini mba. Kayaknya kalau belajar gini datang langsung jadi banyak yang bisa aku pelajari ya mba

    BalasHapus
  4. Penjelajahan seru sekali ya, Mbak. Pengalaman yang lengkap, dari melihat tanaman hidroponik, peternakan dan juga pembuatan kue. Lengkap sekali jurusan di Politeknik Negeri Jember ya...

    BalasHapus
  5. hidroponik ini menyenangkan buat aku yang tinggal di lahan sempit. Pernah sekali belajar hidroponik bareng anak-anak. Eh anakku seneng banget menanam kangkung trus belajar panen juga.

    BalasHapus
  6. Jadi ada gambaran nih mba, ternyata ada ya kuliah yang lebih spesifik mempelajari soal pengolahan hasil pangan. Rencananya sih nantinya anak kedua pengin diarahkan ke pengolahan hasil pertanian. Kalik aja cocok ya setelah lulus sekolah menengah lebih memperdalam ilmunya ke sini. Tapi masih lama sih, ini anaknya masih kelas 5 SD. :)

    BalasHapus
  7. Tempatnya bagus banget, nyenengin pasti bisa dapat kesempatan piknik bergizi kayak gini.

    Komen tentang kandangnya, duh, duh, duh, itu kandang atau apa, kok bersih banget. Nama hewannya lucu-lucu pula, kayak nama orang.

    Kira-kira di Semarang sini apa ada ya tempat ginian?

    BalasHapus
  8. Wah senangnya, aku juga lagi suka nanam nanam Mbak. Mendampingi anakku tadinya. Anakku kalau diajak tour campus sambil belajar hidroponik tentu dia suka nih

    BalasHapus
  9. Seru banget nih mbak kegiatannya. Jadi lebih tahu banyak tentang kampusnya. BTW, saya langsung fokus ke TeFa Bakery and Coffee nih..ngiler sama rotinya~

    BalasHapus
  10. seneng banget bisa belajar hidroponik gini.

    BalasHapus