Merencanakan Trip 3 hari 2 Malam ke Bandung, Ini Sih yang Paling Menggoda


Masih teringat kala terakhir ke Bandung tiga tahun lalu. 2015 kala itu saya dan suami hanya menempuh perjalanan sehari saja PP dari Bekasi-Bandung-Bekasi. Maklumlah, saat itu saya sedang didapuk sebagai moderator talkshow di sebuah rangkaian acara pameran buku di Bandung. Tak sempat kemana-mana, bahkan untuk sekedar city tour. 

Kali ini saya kembali terngiang tentang Paris van Java yang satu ini. Rasanya ada rindu yang menyeruak. Salah satunya, karena suami berlogat Sunda. Ibunya berdarah Bandung, meski ayahnya berdarah Banten, dan ia dilahirkan di Bekasi. Tapi tetap saja, logatnya identik dengan kultur Sunda. Saya biasa memanggilnya Aa. Betapa kagetnya saya saat ke Bandung, banyak orang memanggil-manggil "Aa..ayo a', bus nya bus nya..." 😆

Ternyata Aa panggilan jamak untuk mengganti kata Mas kalau dalam bahasa Jawa. Disitulah saya terlibat obrolan tentang perbedaan Aa dan Akang dengan suami. Saya ngotot tanya perbedaannya 😂

Kultur yang berbeda itulah yang membuat saya ingin explore Bandung. Kalau untuk destinasi wisata, sebenarnya di Jawa Timur, sudah ada Malang yang kira-kira secara geografis sama dengan Bandung. Puncaknya Jawa Timur. Jember pun begitu, gunung dan pantai juga mudah ditemui. Tapi, rasa yang berbeda menyoal kultur adalah alasan terkuat saya untuk merencanakan liburan ke Bandung pas mudik ke Bekasi di libur lebaran nanti. 

Apalagi, pas saya cari transportasi yang mudah dan (pastinya) murah dari Bekasi menuju Bandung, ternyata sekarang sudah ada moda XTrans Travel. Wah, jadi makin praktis karena konsepnya shuttle. Lebih jauh tentang bagaimana cara mendapatkan tiketnya, saya bookmark di sini

Apa Saja Tujuan Wisata Bandung yang Menggoda?


Sebenarnya, jaman kuliah dulu, saya sudah pernah menjelajah Bandung. Waktu itu, momen penyambutan sebagai penerima beasiswa dari sebuah perusahaan yang cukup bergengsi. Waktu itu, saya mengunjungi Kawah Putih Ciwidey, Situ Patenggang, Tangkuban Perahu, juga Saung Angklung Mang Udjo, dan Sabuga Bandung. 

Pas saya hunting lagi destinasi wisata kekinian yang lagi hits, semuanya sudah berubah. Lebih kaya inovasi, pastinya. Lebih banyak spot instagenic, iya. Ugh, makanya mesti selektif juga memilih tempat liburan di Bandung kalau kita cuma punya waktu yang terbatas. Ini dia pilihan saya dengan estimasi waktu paling lama 3 hari 2 malam :

Hari pertama : melanglanglah keluar Bandung dan nikmati alamnya

1 Observatorium Bosscha

Hasil gambar untuk Observatorium Bosscha
Sumber : pergidulu.com

Sudah lama sekali saya ingin pergi dan menginjakkan kaki disini. Rasanya jadi impian buat meneropong bintang dari tempat peneropongan bintang tertua ini. Letaknya yang 15 km di utara Bandung sebenarnya tak terlalu jauh. Namun, kabarnya, harus ada pemberitahuan dan terdaftar dulu untuk bisa masuk ke tempat ini. Meski, kalaupun tak sampai meneropong bintang, kita tetap bisa menikmati suasana taman dan hijau lainnya. Tapi, sayang kan ya kalau sudah jauh-jauh datang, tapi belum sempat masuk ke dalam.   

2 Dusun Bambu

Sumber : agoda.com

Pas lihat tempat yang satu ini, rasanya sudah ada magnet tersendiri. Saya juga sempat lihat 360 derajat maps nya. Luas dan melegakan melihat hamparan perbukitan, dengan pusat sungai yang di sekelilingnya ada semacam gazebo bambu. Saya ingin coba glamping nya disini. Mesti nabung dari sekarang nih, pe rmalamnya bisa sekitar 1,7 juta. Selain itu, kita juga bisa menikmati area permainan, restoran & cafe, taman bunga, dsb. Ini masih di daerah Lembang. Ada banyak pilihan sebenarnya. Tapi yang satu ini yang paling memanggil buat saya. 

3 Kyotoku Floating Market


Sumber : Medsos Kyotoku Floating Market

Ini masuk dalam list karena unsur Jepangnya. Lumayanlah bisa koleksi foto-foto bernuansa Jepang dengan rasa lokal. Tempatnya di Grand Hotel Lembang, Bandung Barat. Buka mulai pukul 9 pagi sampai jam 8 malam. Tiket masuknya juga cukup murah ternyata, hanya 20 ribu, dan menyewa Yukata cuma 175 ribu per jam. 

Hari kedua : kembalilah ke kota, maknai sejarahnya

Setelah puas hari pertama exlore di sekitar Lembang dan menikmati alam. Rasanya tak lengkap kalau tak mengenal sejarah kota Bandung dan melambat menikmati suasana kotanya. Ini dia pilihannya :

1 Berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika


Hasil gambar untuk museum konferensi asia afrika bandung
Sumber : bandungtrends.com 

Jalan Asia Afrika yang terkenal itu, kita bisa mengunjungi Museum KAA dan melihat-lihat sejarah kota Bandung. FYI, memasuki Museum KAA ini ternyata tidak dipungut biaya alias gratis. 

2 Alun-alun dan Masjid Agung

Sumber : bandungdiary.id

Tak lengkap rasanya kalau berkunjung ke suatu kota, tak mengunjungi alun-alun dan masjid agungnya. Ini bisa sangat ikonik. Dan di setiap kota yang saya kunjungi, saya selalu menyempatkan diri ke tempat yang identik dengan sebuah kota ini. Alun-alun Bandung katanya memakai rumput sintetis yang mengharuskan kita membuka alas kaki. Jangan lupa juga untuk naik ke menara masjidnya. 

3 Menyusuri Jalan Braga

Sumber : bandungdiary.id

Jalan Braga yang sekarang mulai jadi incaran city tour ini memang tidak boleh dilewatkan. Katanya, pada tahun 1920-1930 an, tempat ini begitu hits dan hanya kaum Belanda saja yang boleh hang out disini. Saya jadi ingat toko roti di film Madre yang berasal dari novel karya Dee. Hm, jadi penasaran. 

Menurut bandungdiary.id yang juga teman sesama traveler, kalau berkunjung kesini, kita bisa sekalian mampir di Resto Sumber Hidangan yang klasik dan juga sempatkan mampir di taman dekat Balai Kota yang tak jauh dari Braga. Ada Taman Dewi Sartika dan Taman Vanda.  

4 Dago Dream Park

Hasil gambar untuk Dago dream park
Sumber : dagodreampark.co.id
Kalau yang ini saya sendiri menginginkannya sebab lebih mudah dijangkau daripada harus le Lodge Maribaya atau di wilayah Lembang. Berada di Dago Giri, memungkinkan kita untuk punay koleksi foto yang cakep dengan background alam dan sekaligus menikmati wahana-wahananya. Tiket masuknya cuma 20 ribu, tidak termasuk untuk photo spot nya. 

Hari ketiga : bersenang-senanglah dengan ritme gaya hidupnya

Nah, khusus yang terakhir, waktunya benar-benar santai. Merasakan jadi warga Bandung sehari. Menikmati ritme gaya hidupnya, percakapan logat Sundanya, dan hitsnya mereka dengan budaya nonkrong di cafe. 

Buat saya dan suami tentu bukan persoalan hitsnya, tapi sedikit meregangkan otot dan menghabiskan waktu saja. Selain, mesti cek beberapa job yang mungkin saja dikerjakan sambil liburan bagi seorang freelancer. 

1 Tobucil 


Hasil gambar untuk Tobucil Bandung
Sumber : infobdg.com

Toko buku dengan konsep komunitas ini sudah saya kenal lewat dunia maya sejak dulu. Penasaran sekali dengan inisiasi pendirinya yang juga rajin mengadakan klabs dan kelas yang berhubungan literasi dan kerajinan seperti rajut. Terletak di Jalan Panaitan No. 8, Tobucil sudah berdiri sejak 2001. Selengkapnya bisa stalkin di Instagram mereka di @tobucil.

2 Kineruku

Hasil gambar untuk kineruku hegarmanah bandung
Sumber : satyawinnie.com

Ini juga rekomendasi bandungdiary.id juga satyawinnie.com, kafe, perpustakaan, sekaligus kios vintage berpadu di tempat yang berada di Hegarmanah ini. Tak jauh dari Jalan Setiabudi. Wah, ini sih saya banget. Membayangkan perpaduan perpustakaan dan kafe yang bisa dibuat berlama-lama, bagi saya layaknya surga. 

Baca Juga : Best Traveling Moment 2018

Ah, Bandung memang menggoda. Allah benar-benar menciptakan Bandung dengan sentuhan seni yang indah dan kontur alam yang memukau. 2019 tak ada salahnya menjadikan Bandung sebagai travel bucket list setelah perjalanan saya, suami, dan baby Tangguh yang mayoritas di Jawa Tengah dan Jawa Timur di tahun 2018. Tunggu kami, Bandung!


Wassalam,



Prita HW

3 komentar:

  1. Aku malah baru tahu perpustakaan yang di Setia budi itu mbak...waahh next time ke Bandung harus masukin ittenary.

    BalasHapus
  2. baru tau ada wisata dusun bambu di bandung. Keren banget tempatnya kl saya lihat dari foto.

    BalasHapus
  3. Ya Allah mak
    Jadi kuangen bandung poll
    Aku terakhir malah 2012 wkwkwk

    BalasHapus