Mengenal Pentingnya Elemen Visual bagi Blogmu : Belajar dari Handiko



Apa kabar dunia blogging? Pastinya makin kenceng aja ya. Dan, kabar pastinya, saat ini untuk bisa menjadi seorang blogger yang diperhitungkan, ga cukup hanya dengan konten yang menarik secara teks aja. Iyap, ada yang namanya pelengkap konten bernama visual. Kalau dibilang content is a king, ya memang masih relevan, tapi ga cuma dari segi penulisan aja loh, tapi ditambah dengan tampilan visual yang bakalan memanjakan mata pembaca.

Salah satu blogger kece yang jadi rujukan soal desain blog yang eye catching adalah Handiko Rahman Pebrianto yang punya blog dengan tajuk HANDIKOO - let me tell you my story. Siapa sih blogger yang ga kenal dengan Handiko atau minimal pernah mampir di blog nya yang didominasi warna biru ini?


Yuhuu, tampilan blog www.handikoo.com yang baru. Fresh!

Kebetulan banget, dulu saya sama Diko ini pernah mujur bersanding sebagai pemenang dalam suatu lomba blog tentang membuat konten kreatif. Dan, dari situlah kami jadi beberapa kali chat.

Dan, kali ini, saya mau bagikan tips-tips keren dari Diko khusus buat temen-temen yang penasaran proses pembuatan elemen visual di blog yang juga sering jadi langganan jawara lomba ini. Penasaran? 

Kalau lihat blog post Diko tuh seringnya jadi ikutan baper ya, "kok bisa ya bagus gini", atau "duh kok bisa wus wus gini sih", atau yang pernah saya rasakan sih "karakter kartunnya lucu-lucu amat sih", hehe. 

Dari sinilah kemudian muncul pertanyaan :


Gimana cara Diko memanfaatkan kemampuan desain visual ke dalam blog?

Baru saya tahu kalau ternyata Diko bukan kuliah di jurusan Desain Grafis (jadi salah sangka nih Dik 😆), tapi di jurusan Teknik Informatika yang surely belajar tentang bahasa pemrograman. Jadi, ilmu tentang desain grafis ini menurut Diko didapat dari belajar otodidak dari nol.  

Nah, kemampuan dari nol ini terus Diko kembangkan sampai akhirnya bisa membuat konten-konten kreatif berupa desain grafis yang menarik.  

Desain grafis juga bisa membantu pembaca untuk memahami isi artikel yang tidak bisa dirangkai dalam kata-kata, seperti contohnya infografis. Desain grafis juga bisa menambah "feel" dalam tulisan agar lebih hidup dan lebih berbicara. Membangkitkan emosi pembaca, itulah tujuan utama saya membuat desain visual di blog saya. - Handiko

Hm, setuju nih. Iya juga sih. Kalau kita disuguhi tulisan dengan jajaran huruf berderet, pffuhh, mata rasanya lelah ya. Pengennya udahan aja bacanya atau skip skip alias scan reading. Sehingga informasi yang didapatkan ga utuh, apalagi feel seperti yang diungkapkan Diko di atas.

Pengen tau juga dong ya, dari seseorang yang belajar otodidak kayak Diko, dan terbukti bisa memukau pembaca dengan hasil desain-desainnya, kira-kira ada rahasia apa ya dibalik itu semua. Saya pun mengajukan pertanyaan :


Prinsip dasar apa yang perlu diterapkan dalam menyiapkan dan membuat elemen visual bagi blog mu?
Prinsip dasar ini dalam bahasa Diko adalah formula yang penting. Apa saja formula yang dipakai Diko untuk membuat desain visual di blog nya?


Proses Diko saat mendesain


1 Concept


Konsep ini ibarat grand design kalau dalam bahasa saya. Setiap orang bisa saja asal mendesain. Tapi, orang yang memiliki konsep akan lebih bisa diterima dan memuaskan pembacanya. 

Sebelum mendesain, terlebih dahulu saya membuat sketsa di kertas tentang apa yang ingin saya buat. Hal pertama dan yang paling dasar adalah konsep. Konsep yang saya tentukan harus sesuai dengan artikel tersebut. - Handiko

Ia pun menambahkan, "Seperti misal, artikel tentang sebuah brand smartphone canggih, maka konsep desain saya rancang adalah perpaduan elegan, edgy, dan futuristik. Berbeda saat ada di artikel traveling, maka akan saya konsep lebih ceria dengan warna-warna terang. Konsep desain visual harus sesuai dengan isi artikel atau citra sebuah brand.", katanya.

2 Out of the box


Setelah menentukan konsep, menurut Diko, selanjutnya adalah bagaimana membuat sebuah hal yang out of the box. Maksudnya disini adalah sesuatu yang berbeda dari blog yang lain. Iyap, as we know, blog kita ini pastilah bersaing dengan jutaan blog di jagat maya, tak hanya Indonesia, bahkan dunia. 

Sebagai contoh, Diko pernah membuat desain grafis yang bisa bergerak, lalu membuat komik, dan sebagainya. 


Saya selalu punya prinsip untuk memberi "kejutan" bagi pembaca, sampai mereka berpikir, "kok bisa sih kepikiran kayak gini". Jangan sering mengulang apa yang pernah dibuat, terus cari ide yang baru untuk desain visual di blog. Begitulah prinsip saya. - Handiko

3 Feel 

Prinsip terakhir yang penting dalam mendesain menurut laki-laki kelahiran Semarang 23 tahun lalu ini adalah "rasa" dalam mendesain. Duh, udah kayak masakan ya😁 Tapi bener nih, soal "rasa" ini, saya setuju banget sama Diko. Nyatanya, memang seperti masakan. Kalau ga pake yang namanya "rasa", hambar, ga ada nyawa dari si pembuatnya. Jadi sih jadi, tapi gimana ya, tak berbekas alias biasa-biasa aja.


Dalam hal ini, saya berbicara tentang pemilihan warna, komposisi warna, tipe-tipe font (tipografi), tools yang digunakan, dan lain sebagainya. Saya percaya untuk urusan teknik dan lain-lain akan bisa terasah seiring waktu belajar.

Namun "rasa" dalam mendesain tidak bisa dipelajari, setiap orang punya selera dan karakter masing-masing. Merancang sebuah desain visual dengan "rasa" yang kita miliki sendiri, jauh lebih berbeda dengan yang hanya mendesain dengan menyomot orang lain. - Handiko

Wah, rasanya langsung merinding ya. Ternyata untuk membuat sebuah blog post yang menarik apalagi masuk kategori kreatif itu punya banyak cerita behind the scene yang ga semuanya terungkap.

Udah pada dapet kan tips dari Diko ini?

Sekarang, kita pengen tahu dong ya, dengan planning dan proses yang segitunya, 


Dampak positif apa saja sejauh ini yang udah Diko rasakan dengan menerapkan semua formula di atas?
Pastinya, blog Handikoo menjadi lebih ramai pengunjung. Nah, ini dampak otomatis ya, atau bisa dibilang efek samping yang pasti terjadi. Eh, satu lagi tambahannya kata si cah Semarang ini, blog nya lebih dikenal oleh orang-orang. 

Ketika saya bertemu dengan blogger-blogger lain, mereka selalu bertanya bagaimana cara saya mendesain dan ingin belajar dengan saya. Dan saat pertanyaan itu muncul, saya hanya menjawab saya bisa mendesain karena belajar otodidak dari nol. - Handiko

Gimana temen-temen? Udah pada manggut-manggut ya dengan ilmu yang didapat dari Handiko ini? Cus lah buat praktek sendiri bentar lagi. 




Pesan dari Diko buat temen-temen yang belum bisa mendesain, "percayalah, sudah banyak sekali ilmu-ilmu mendesain yang ada di internet yang bisa dipelajari. Tidak ada yang tidak bisa kalau kita mau belajar.". 

Oke, clear ya. Artinya, memang benar kata pepatah yang sering terlihat sebagai slogan klasik saat menyemangati kita yang sedang atau telah berjuang keras untuk mendapatkan sesuatu. Apa itu? Hasil tak akan mengkhianati usaha. Jadi, selamat mencoba temen-temen blogger semua. Kalau kalian ada tambahan tips lain, boleh dong berbagi di kolom komen 👇 


Wassalam,


Prita HW

6 komentar:

  1. pas banget mbak artikelnya... mengingat aku tuh gak suka gambar desain dan hal2 yg berbau itu wkkkk deuhh
    padahal penting
    bahkan buku pun juga lebih seru kalau ada ilustrasinya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener miy, ilustrasi sekarang juga sama pentingnya sama tulisannya :)

      Hapus
  2. iya banget... usahanya harus menyisihkan waktu mendesign. kata-kata yang ku ingat "harus bikin kejutan buat pembaca" so deep banget

    BalasHapus
  3. Tips mendesain paling utama, kondisikan mood. Wkwk kecuali kalau deadline ya mbak~

    BalasHapus
    Balasan
    1. deadline, ngumpulin moodnya justru dobel, nes, wkwk

      Hapus