Kecerdasan Berbahasa Ternyata Juga Dimulai dari Pembiasaan




"Prit, aku lempar kertas ke kamu ya, ajarin jawabannya...", seorang teman berbisik.

"Nanti jangan lupa noleh ke aku loh ya...", yang lainnya tak mau ketinggalan.

Pernah ga mengalami hal serupa? Itu memori saat saya sejak SD hingga SMA selalu menjadi rujukan temen-temen sekelas saat jadwal ujian Bahasa Inggris tiba. Menurut mereka, saya bagai pembuka kunci jawaban yang siap membantu mereka memecahkan kesulitannya 😁

Saya bersyukur banget, buat saya Bahasa Inggris itu udah kayak sahabat. Bukan momok yang harus ditakuti begitu saja. Mungkin, karena kelebihan multiple intelligence yang saya miliki salah satunya adalah linguistik alias kecerdasan berbahasa. Sebaliknya, jika berhubungan dengan angka-angka, saya yang jadi alergi 😋 Ya begitulah, setiap manusia pasti punya kelebihan dan kekurangan. Dan, alangkah baiknya kalau fokus pada kelebihan yang dimiliki, sehingga output nya bisa maksimal dan bahkan membawa pada prestasi yang tak pernah kita sangka. 

Eh, tapi temen-temen tahu ga kalau kecerdasan berbahasa juga bukan soal bakat yang sudah dibawa sejak lahir? 



Thomas Alfa Edison pernah mengungkapkan bahwa untuk meraih sukses dibutuhkan 1% bakat dan 99% kerja keras. Senada dengan itu, Felix Siauw dalam bukunya How to Master Your Habits juga mengungkapkan banyak fakta menarik yang makin membuka mata saya sebagai manusia, yaitu :

"Kebanyakan manusia merasa bahwa skill atau keahlian seseorang adalah bagian daripada bakat yang telah digariskan dari Allah, takdir Allah. Lebih parah lagi, kebaikan dan keburukan juga dianggap sebagai bagian dari bakat dan keturunan. Padahal kenyataannya bertolak belakang dengan anggapan manusia. Keahlian bukan sesuatu yang diwariskan sebagaimana klaim si Darwin. Namun, keahlian adalah hasil pilihan, latihan, dan pengulangan pilihan-pilihan yang telah dibuat."    

Jadi, saat temen-temen melihat seseorang sangatlah ahli dalam suatu bidang, janganlah hanya berhenti pada kagum saja, tapi lihatlah proses dibalik itu. Sama saat saya mengenal sosok Mom Luci, seorang sosok yang ada dibalik nama besar LKP Texas yang bisa temen-temen kunjungi di Jalan Imam Bonjol 31 A Jember.  

Kalau temen-temen baru bertemu dengan Mom Luci, lalu terkagum-kagum dengan kemampuan berbahasa Inggris beliau, ya itu menjadi hal yang sangat wajar. Karena beliau sendiri sudah menekuni bidang bahasa secara profesional sejak 1983. Akumulasi hasil pilihan, latihan, dan pengulangan pilihan yang telah dibuat jelas ada pada diri Mom Luci. Tak heran jika kemudian, LKP Texas sebagai buah hasil kerja kerasnya menuai hasil luar biasa hingga bisa eksis seperti saat ini. 

Hasil bukan soal materi semata ya, tapi lebih kepada kebahagiaan mengantarkan banyak lulusan LKP Texas bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, percaya diri, dan berdaya saing di dunia yang lebih luas. Berprestasi di kancah nasional maupun internasional, hingga mendapat tawaran pekerjaan yang berbeda dari kebanyakan adalah ciri anak didik yang mengikuti pembelajaran di LKP Texas secara kontinyu. Baru-baru ini, saya juga mendengar kisah seorang alumni Texas yang juga berhasil menjadi pramugari di salah satu maskapai penerbangan swasta dengan penghasilan Rp. 75 juta per bulan!

Untuk bisa menjadi expert di suatu bidang, termasuk Bahasa Inggris, tentu dibutuhkan juga habit yang terus dihidupi. Kursus di LKP Texas dapat menjadi salah satu media pembiasaan habit itu. 

Untuk mengukurnya, menurut standar internasional, ada tes yang berlaku di seluruh dunia tentang kemampuan Bahasa Inggris seseorang, yaitu tes TOEFL yang diselenggarakan oleh ETS (Educational Testing Service)  di Princenton, New Jersey, Amerika Serikat. 




Sayangnya, di Indonesia, TOEFL ITP baru dikenal pada taraf level 1 saat seseorang memasuki jenjang perguruan tinggi atau bahkan menjelang kelulusan strata 1 nya. Karena kebiasaan ini pulalah, menurut survei sekilas yang dilakukan oleh Mom Luci pada siswa yang mendaftar di LKP Texas sejak 2015-2018 yang berjumlah 3000+, hanya 40 % yang mengikuti TOEFL ITP. Dan 15 % dari 40 % tadi mendapat skor di atas 500. Dan, 85 % yang lain memiliki skor di bawah 500. 

Tak heran, sebab sebagian besar dari kita, termasuk mereka, juga berpikiran bahwa skor nilai TOEFL ITP bagus yang biasanya berstandar > 500 itu bisa didapat dengan hasil belajar instan atau the power of kepepet. Nyatanya, persiapan berupa latihan dan pengulangan kebiasaan jauh lebih penting.





Lalu, solusi pembiasaan yang tepat seperti apa dong?

Pertanyaan yang tepat yang banyak ditanyakan sebagian besar orang. Melihat fakta ini, Mom Luci akhirnya memutuskan untuk melatih kebiasaan cerdas berbahasa ini sejak dini, dengan mengadakan standar tes TOEFL internasional untuk tingkat SD dan SMP, yaitu :
  • TOEFL Primary 1 (kelas 3 dan 4 SD, dengan range skor 101-109)
  • TOEFL Primary 2 (kelas 5 dan 6 SD, dengan range skor 104-115)
  • TOEFL Junior (kelas 1-3 SMP, dengan range skor 200-300)
Dengan begitu, seorang anak akan lebih mudah mencapai range skor yang lebih tinggi saat mengikuti TOEFL ITP yang diperuntukkan sejak jenjang SMA, kuliah S1 hingga tingkat yang lebih tinggi. Skor TOEFL ITP biasanya berkisar antara 310-699. 



Saya jadi bayangin kalau dulu sempat ikutan TOEFL Primary dan Junior pasti lebih mantap ya. Dan tak perlu memeras otak terlalu dalam saat akan mengikuti TOEFL ITP yang biasanya digunakan sebagai syarat mengajukan beasiswa ataupun menambah nilai plus untuk memasuki dunia kerja. 

Jadi, buat yang punya adek atau keponakan atau buah hati tercinta, rasanya perlu untuk mempertimbangkan faktor pembiasaan ini. Supaya kita tak mengulang menanam "bom waktu" yang sama yang berujung penyesalan di kemudian hari, pas lagi butuh-butuhnya 😄 





Kalau TOEFL ITP untuk dewasa dilaksanakan sebulan sekali, khusus TOEFL Primary dan Junior lebih fleksibel, bisa diadakan sebulan sekali, dua bulan sekali, atau setahun sekali dengan jumlah peserta tertentu. Untuk jumlah biayanya, langsung saja hubungi LKP Texas ya :


Telp : 0331 - 424013


Instagram : @lkptexas



Untuk menyosialisasikan tentang program TOEFL Primary dan Junior yang ternyata disinyalir baru pertama kali ada di Indonesia ini, LKP Texas juga sudah mengundang para orang tua serta siswa dari beberapa sekolah dasar unggulan di Jember. Saya berkesempatan hadir saat Sabtu, 12 Mei yang lalu. Dan, sebagian besar dari para orang tua tersebut menyambut positif adanya program ini. Seperti Pak Bendi yang mengatakan bahwa memang dibutuhkan proses yang lama untuk sebuah ilmu terlihat manfaatnya.

Tertarik untuk konsultasi secara gratis, ataupun merasakan free class secara berkelompok, try out, tes TOEFL, atau belajar bahasa asing lainnya? Cus langsung ke LKP Texas ya 😍 Ini jadwal terdekatnya.


Dok. LKP Texas

Tak hanya itu, bagi anak-anak yatim piatu dengan kemampuan finansial terbatas, LKP Texas juga memiliki free program, masyaAllah!

Kalau kecerdasan berbahasa sudah kita miliki, rasanya tak mustahil kalau dikatakan kita akan bisa menggenggam dunia, seperti kisah memukau dari zaman kegemilangan Islam, Muhammad Al Fatih, pemuda 21 tahun penakluk Konstantinopel yang menguasai 7 bahasa, dan memimpin Kesultanan Utsmani di Adrianopel (Edirne) saat usianya 23 tahun. Kamukah Muhammad Al Fatih dari zaman kegemilangan Islam selanjutnya?



Salam Dunia Gairah,







   

 

Prita HW

3 komentar:

  1. Bener mbak Muhammad alAfatih udah bisa 7 bahasa. MasyaAlloh..
    Aq bisa bahasa banyak juga.
    Indonesia, jawaJalus, jawa kasar, sama bahasa Ngalam ������

    Btw, mbak utk lkp texasTapa nyedialan les khusus conversation aja ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah mb Karin bisa berbagai bahasa juga, wkwkwk. *tos*
      Semoga generasi kita ke bawah bakal muncul Al Fatih2 berikutnya ya mbak^^

      Iyap, di Texas udah ada khusus conversation aja mbak :)

      Hapus
  2. Belajar Bahasa Inggris dari TK sampai kuliah tapi nggak fasih fasih apa karena belajarnya nggak di Texas kali ya~

    BalasHapus