Belajar dan Terinspirasi di Ngobrol Cantik Eco and Compact Living Prajawangsa City



“Ruang gerak manusia di masa depan makin terbatas, jadi 
mulailah belajar mengatur ruang lebih efisien”


Quote itu jujur buat saya seperti reminder hidup di era kekinian yang serba cepat ini. Sadar atau tidak, sebenarnya kita sedang berkejaran dengan waktu. Aktivitas yang serba cepat, tuntutan profesionalisme yang tinggi, dan kalau sedikit saja tak seimbang, stres akan melanda semua orang. Terutama untuk yang hidup di kota besar. Saya termasuk di dalamnya. Maklum, meski tinggal di kota penyangga ibu kota, saya juga termasuk yang rajin wara wiri Jakarta.




Memang sih saya bukan orang kantoran yang ngantor di Jakarta, tapi saya fulltime freelancer di dunia blogging dan kepenulisan. Sebagai seorang blogger yang belajar memasuki jenjang profesional, ya saya juga harus rela menyisihkan waktu untuk menghadiri event-event tertentu. Selepas itu, saya mesti hibernasi di rumah kontrakan mungil di sudut Bekasi, yang berbatasan dengan Jakarta Utara dan Jakarta Timur.    

Dalam seminggu, ritme saya bisa tiga sampai empat kali menghadiri event ataupun menambah ilmu lewat workshop. Kalau minggu ini penuh, biasanya minggu depannya saya memilih stay at home. Apalagi kalau bukan menulis. Dan stay at home itu bisa jadi lebih sibuk. Yap, saya ga betah kalau lihat rumah berantakan. Apalagi untuk memperlancar good mood dalam menulis, saya pasti harus beres-beres dulu. Maklum, tinggal di rumah berukuran 4 x 10 meter membuat saya juga mesti rajin ‘kerja bakti’. Biar fresh pastinya :)

Selain barang-barang pribadi, saya juga berkomitmen untuk tidak langsung membuang sampah campur baur seperti rumah tangga pada umumnya. Maklum dulu saya juga aktif sebagai relawan di sebuah organisasi lingkungan hidup, dan ilmu serta kebiasaan itu saya bawa sampai sekarang. Ga tega kalau cuma dapat teorinya :) Alhasil, di rumah, saya juga bingung mengatur sampah kertas, plastik, dan kemasan lain sebelum diserahkan ke pemulung atau di-reuse dan recycle untuk menambah postingan do it yourself ala ala :)

Pilah-pilah sampah rumah nih :)

Belum lagi mengatur pernak pernik keperluan produksi saya dan suami yang sedang memulai sebuah usaha kecil dan berhubungan dengan jahit menjahit. O iya satu lagi, saya juga kesulitan mengatur harta karun paling berharga dari semua koleksi saya, apalagi kalau bukan buku dan majalah. Ppfuhhh...

Area jahit menjahit ini susah bangtet rapinya :(

Buku-buku berserakan di karpet karena rak buku overload  :(

Beruntung banget saat saya sedang membaca timeline Facebook, mata saya langsung tertumpu pada sebuah event yang sangat ingin saya ikuti karena berhubungan langsung dengan sikon yang sedang saya hadapi, yaitu Ngobrol Cantik Eco and Compact Living Prajawangsa City bekerjasama dengan Blogger Perempuan. Penasaran kan acaranya seperti apa?

Ngobrol Cantik Eco and Compact Living at Prajawangsa City

Sesuai temanya, ngobrol cantik (ngobcan) yang diadakan di marketing office Prajawangsa City, Jl. Pedati Selatan No. 8, Cijantung, Jakarta Timur ini bertujuan untuk menambah wawasan bagaimana merancang tempat tinggal yang makin terbatas dengan desain yang nyaman dan kreatif.  Ah, cocok lah buat saya :)

Makanya, Sabtu, 19 November yang lalu, saya bersemangat datang ke ngobcan ini. Begitu memasuki area Prajawangsa City, pikiran yang sedari tadi agak tegang melewati jalanan Jakarta dengan bersepeda motor mendadak menjadi rileks. 

Asri banget kan :)

Untungnya pas saya datang, acara belum dimulai. Para audience masih dimanjakan dengan penampilan band yang melantunkan lagu-lagu easy listening sambil sesekali mencomot kudapan dan hidangan yang disediakan. 

Dibuka MC cantik yang beken di jagat twitter, Putri KPM, ngobcan kali ini akan menghadirkan Rabani Kusuma Putra dari Nimara Architects dan Bayu Fristanty dari RapiRapi Professional Organizer. Hm, sepertinya banyak yang makin penasaran nih dengan latar masing-masing narasumber. Pantas saja bila marketing office Prajawangsa siang itu cukup padat.

Tumplek blek audience

Rabani Kusuma Putra (Nimara Architects) : Eco Living itu Green Living

Narasumber pertama, Mas Rabani pun muncul dengan gaya casual nya, Ternyata Nimara berasal dari nama putri tercintanya loh :) Mas yang biasa dipanggil Iron ini menjelaskan bahwa eco and compact living makin dibutuhkan di tengah luas lahan rumah kelas menengah yang semakin lama semakin menciut. Seperti yang dilansir dari Kompas, 2016, jika dulu rumah dengan dimensi bangunan 36 m² dibangun di atas lahan 90 m² atau paling kecil 72 m², kini konsumen harus puas mendapat penawaran rumah dengan lahan lebih sempit. 


Mas Rabani semangat sharing dengan audience

Lalu, pertanyaan kritisnya masih menurut Mas Rabani adalah hunian yang seperti apa yang bisa memberikan tempat perlindungan yang nyaman?

Jawabannya adalah dengan mengimplementasikan eco design. “Eco design ini juga bukan melulu soal desain, tapi bagaimana menerapkan green living sampai ke gaya hidup sehari-hari,” ujarnya. Persis seperti definisi dari eco design atau green design itu sendiri yaitu sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya perancangan, pelaksanaan, dan pemakaian material yang ramah lingkungan serta penggunaan energi dan sumber daya yang efektif dan efisien.

Seperti apa konsep green living yang sebenarnya? Ini bocorannya :



  • Energi
  • Tanah (sebaiknya terdiri dari komponen taman bermain anak, bercocok tanam/penghijauan, area resapan, relaksasi, 70 % : 30 %
  • Air (sebaiknya terdapat unsur zero water run off grass block, reuse, reservoir/bak penampungan air hujan, menyirami taman, pengolahan limbah)
  • Cahaya dan udara alami (sebaiknya menganut unsur banyak sirkulasi udara silang, cahaya alami yang mampu menyentuh ruang dalam, minimalisasi energi listrik seperti AC dan lampu, dan arah hadap bangunan) 
  • Eco material (sebaiknya bersifat kontekstual, waterbase, ekologis, ringan, recycle and recycle, alami, dan hemat energi)
  • Smart Design (lingkungan)

Nah, konsep green living inilah yang diimplementasikan Mas Rabani saat mendesain hunian terbatas perkotaan yang modern seperti unit apartemen Prajawangsa City. Penerapannya pada konteks hunian semacam apartemen ditekankan pada eco material dan smart design. Eco material terdiri dari pengaturan layout furniture dan penggunaan material eco friendly yang harus reusable, recyclable, dan renewable. Dan jangan lupa tetap berunsur modern.




Sedangkan smart design kuncinya ada pada memaksimalkan kunci ruang, less material dan less energy, contemporary, art living, dan ruang untuk berinteraksi.

Mas Rabani juga membagikan tips mendesain ruang berukuran terbatas loh yang bisa kita buat sebagai contekan untuk diterapkap ke daily life. Ini berdasar pada contemporary art living yang diterapkan pada desain unit apartemen studio di Prajawangsa City. Ini dia :
  • Contemporary Art Living mengadopsi pada tipologi bangunan gallery yang didesain secara modern dan fungsional, serta kental dengan nilai seni, sehingga memberi nilai lebih pada kehidupan
  • Pilih material dominan yang akan dipakai (color material / cat)
  • Agar ruang tidak terkesan ‘nano-nano’, tentukan 2-3 material yang memiliki karakter warna mirip untuk diaplikasikan secara berulang pada dinding, lantai, dan plafon
  • Layout furniture harus ‘compact’, minimalisasi penggunaan barang dan perbanyak ruang untuk sirkulasi
  • Pilih furniture yang memiliki karakter warna dan bentuk yang selaras dengan tema ruang
  • Terakhir, penataan lighting

Keren banget kan ya tips dari Mas Rabani ini :) Di akhir sesi, salah satu quote yang sempat disampaikannya adalah :

“Kualitas hidup manusia tidak ditentukan oleh besar-kecilnya hunian, melainkan bagaimana hunian itu mampu mengakomodasi kebutuhan manusia untuk berinteraksi.”


Bayu Fristanty (RapiRapi Professional Organizer) : Compact Living itu Organized in You

Sesi kedua tak kalah keren dengan sesi pertama. Menghadirkan Mbak Bayu Fristanty yang merupakan professional organizer. Tampil dengan atasan putih yang segar, Mbak Bayu menegaskan bahwa professional organizer berbeda dengan jasa-bersih-bersih. Ia lebih fokus pada mentransfer ilmu meng-organize nya, sehingga wajib banget yang namanya melibatkan si pemilik rumah, bukan hanya ART nya.

Mbak Bayu ga kalah semangat sama  seperti Mas Rabani

RapiRapi ini muncul karena banyak fenomena saat ini yang rata-rata seseorang menghabiskan waktu sekitar 20 menit hanya untuk mencari sesuatu yang ia butuhkan saat itu. Kalau pas ketemu, masih lumayan ya, tapai kalau tidak? Coba bayangkan kalau 20 menit itu kita kalikan dengan 365 hari, sudah pasti kita hanya berkesimpulan buang-buang waktu untuk hal yang semestinya bisa di-organize! Selain itu, tak hanya waktu yang akan mendera kita, tapi juga uang, kesehatan, dan stres. Terlebih bagi kaum urban perkotaan.

Mbak Bayu berpesan supaya kita lebih mengedepankan living within your spatial means, “Hidup harus sesuai dengan needs, bukan wants”, tambahnya. Penting untuk memikirkan apakah semua items yang kita punya cukup penting untuk mendukung goals kita? Dan, apakah items tersebut sudah kita pikirkan memiliki ruang yang cukup?




Lalu, bagaimana caranya untuk meng-organize semua items yang kita punya supaya lebih simple? Ada 4 langkah yang dibagikan Mbak Bayu untuk meng-organize sesuatu, yaitu :
  • Review and Assess (pahami perilaku, kebiasaan, dan rutinitas kita. Dan manakah yang menjadi prioritas)
  • Act Now! Group & Sort (klasifikasi dalam kelompoknya masing-masing dan sortir)
  • Place it (semua items harus memiliki ‘rumah’ nya masing-masing)
  • I Maintain (kunci dari meng-organize segalanya adalah menciptakan sistem untuk perawatannya) 

Hm, sepertinya mudah ya? Tapi ternyata tak semudah itu mungkin untuk beberapa orang :) Mbak Bayu menambahkan ada empat cara untuk mensortir sesuatu, yaitu :



  • Keep
  • Sell
  • Donate
  • Toss

Kalau belum rela dan susah menimbang-nimbang, Mbak Bayu menyarankan untuk menempatkan barang-barang itu dalam kotak khusus, dan kasih jangka waktu untuk kita supaya keputusan finalnya, barang itu tak lagi diperlukan. Misalkan, beri waktu 1-3 bulan. Kalau kita tak lagi mencari-cari, absolutely waktunya untuk sell, donate, atau toss. Deal? :)

O iya, Mbak Bayu sempat memperagakan cara meng-organize barang-barang di rumah loh. Dan semuanya langsung antusias, haha.. Misalnya, cara melipat baju biar ga gampang kusut saat ditarik. Atau cara menyimpan kerudung dengan menggulungnya dan dimasukkan ke bekas gelas plastik jus yang biasa kita beli. Tempel pada dinding tertentu, dan jadilah dekorasi rumah baru  

Semua mata tertuju [ada Mbak Bayu :)

Terakhir, ini dia tips organizing dari Mbak Bayu : 
  • Siapkan ‘rumah’ untuk tiap items yang kita punya
  • Simpan meja pribadi untuk items kita yang sudah jelas
  • Jangan membeli tempat penyimpanannya terlebih dulu, tapi cari tahu seberapa items yang akan disimpan
  • Kelompokkan items yang sama di tempat yang sama
  • Pakailah metode sirkulasi ada barang masuk, berarti harus ada barang yang keluar

Hm, berguna banget ini pastinya ya :) Akhirnya ilmu dari RapiRapi ini berhasil ditransfer juga.

Tentang Prajawangsa City

Dan, sebelum ngobcan ditutup, kita diajak berkenalan dulu dengan Synthesis Development yang sudah melanglang buana di dunia pengembang properti Indonesia. Pak Edi, sales and marketing manager yang hadir siang itu juga menyebutkan karya-karya Synthesis yang sering kita dengar seperti Plaza Semanggi, Casablanca Mansion, Kalibata Square, Kalibata City, dan sebagainya.

Baca juga :  
Synthesis Development Suguhkan Hunian Rasa Indonesia dalam Tajuk Indonesia Is Me

Pak Edi ikut menyambut audience

Proyek terbaru Synthesis Development diantaranya Bassura City, Mall@Bassura, Synthesis Residence Kemang, dan Synthesis Square. Dan pastinya, Prajawangsa City. Proyek superblok terbaru di area Jakarta Timur, yang terdiri dari 8 tower dengan jumlah 4000 unit ini cukup unik karena mengusung ciri khas Strategis, Seru, Semarak. 

Akses yang strategis itu bisa dilihat di bawah ini :




Sedangkan untuk fasilitas, superblok ini menghadirkan 2 konsep, Unique Thematic Park dan Unique Amenities. Unique Thematic Park terdiri dari area spice garden, herbal garden, tropical garden, area barbeque, 1 km jogging track, kids pool, thematic pool, fountain plaza. Unique Amenities melingkupi restoran, coffee shop, fitness center, sauna, access control, ATM Center, sistem keamanan 24 jam, juga lengkap dengan pusat perbelanjaan terbesar dan modern. Keunikan lainnya, superblok ini akan dibangun dengan 50% area hijau sebagai taman dan tempat bermain anak-anak. 

Kemarin, saya juga sempat melongok contoh unit apartemen yang 2 bedrooms loh, dan memang eco and living compact banget. Kalau saat ini cuma lihat-lihat, siapa tahu next akan benar-benar menjadi penghuninya, amiennn :)

Hmm, cozy banget nih :)

Yuk, Rapi-rapiin Rumah Mungil

Yey, setelah saya mengikuti ngobcan Eco and Compact Living, saya langsung dapat ide untuk merapikan items yang sempat saya ceritakan di awal tulisan. Dan inilah hasil saya dan suami kerja bakti untuk me-reorganize segala sesuatunya dengan barang-barang bekas yang ada di sekitar rumah, seperti papan kayu dan keranjang buah :


Nemu papan kayu yang disusun jadi rak praktis

Buku-buku di karpet udah dinaikin dengan papan kayu sederhana dan siku ini

Ini sampah kering yang dipilah menurut jenisnya, biar rapi tutupnya pakai karton telur yang sudah dilukis

Memang nyaman atau tidaknya suatu hunian, kembali lagi pada kita sebagai pemiliknya. Jadi, sudah menerapkan eco and compact living belum? Yuk, ah :)

Prita HW

8 komentar:

  1. Kalau rumah rapi enak di kandang, pikiran pun jadi tenang. Dapat ilmu dari mba' Bayu lumayan bisa di terapkan di rumah ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mak, enak dipandang kali ya mak, typo, hehe.. Iyes berguna banget!

      Hapus
    2. Iya typo hehehe, ini hp lain yg di ketik lain yg muncul, kalau ga di cek lagi begitu tu jadinya 😀😀😀😀

      Hapus
  2. wah mba, mupeng dengan area jahitnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo dibikin juga di salah satu sudut rumah mbak :)

      Hapus
  3. aish keren bgt, i keep telling my self buat rapih2 tapi hanya agenda semata huhuhu pemalas bgt aku mbak :/ this post inspires me. this weekend bismillah ah mulai kerjain.

    BalasHapus
  4. Pakailah metode sirkulasi ada barang masuk, berarti harus ada barang yang keluar <---- Prinsip ini yang sering saia lupa hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, smg setelah ini inget terus ya mbak, hihi :)

      Hapus