"Cantik,ingin rasa hati berbisik...", siapa yang pernah dengar lirik lagu yang dibawakan Kahitna ini? Yang pernah, pasti seangkatan dengan saya, hahaha... Melihat banyak orang menggunakan kata cantik untuk mencerminkan ketertarikan, pastilah kata cantik menyimpan misteri yang amat dalam. Dan tentu definisinya sangat relatif. Kata cantik secara umum cenderung berhubungan dengan fisik, namun seringpula dikaitkan dengan cantik dari hati.
Cantik secara fisik bahkan seakan-akan memang dikukuhkan definisinya, seperti yang disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cantik adalah wajah perempuan yang molek dan indah dalam bentuk yang bagus sekali. Wow, artifisial banget ya! Tapi, apa kita semua setuju? Belum tentu :) Karena masing-masing orang memiliki sudut pandang yang jelas berbeda.
Sama halnya dengan saya, buat saya cantik dari hati adalah segalanya. Apapun yang berasal dari dalam pasti akan mencerminkan apa yang ada di luar. Sebaliknya, apa yang kita lihat di luar belum tentu mencerminkan apa yang ada di dalam. Ini pun bisa kita pelajari dari analogi sederhana pada cerita si telur di bawah ini :
See ? Kita pasti sepakat dengan analogi telur tadi ya? Allah telah mengajarkan banyak hal pada kita melalui penciptaan-Nya yang Maha Agung. Tinggal bagaimana kita mengambil hikmah dari setiap pelajaran hidup yang ada di depan mata.
Bagi saya, cantik dari hati pun dapat terpancar dengan hal-hal baik yang sederhana yang bisa kita lakukan konsisten dan terus menerus. Senada dengan kampanye Wardah Beauty yang bercita-cita terus menyebarkan kebaikan yang datang dari hati lewat aktivitas berbagi.
Berbagi yang seperti apa ? Apapun yang kita bisa. Bahkan berbagi senyuman dan keceriaan yang sederhana pun adalah sedekah. Sama seperti saya yang sejak Januari lalu dipercaya untuk mengelola Rumah Baca (rumba) HOS Tjokroaminoto di salah satu sudut Bekasi. Apa yang saya bisa adalah berbagi ilmu. Pun yang paling sederhana, seperti berbagi cerita dengan menjadi story teller amatiran, mengajak anak-anak membaca buku-buku bergambar yang mereka senangi, belajar mewarnai dan membuat kreativitas, sampai menjadi tempat curhat anak-anak dengan segala dinamikanya.
![]() |
Aktivitas di rumba (ki-ka) : membuat kreasi kupu-kupu tangan, story telling, rumba on de street di CFD HI Bekasi |
Kebetulan, rumba yang saya kelola dimana saya menjadi relawan pengajar dan akhirnya menjadi bagian dari operasional harian, bersebelahan dengan sekolah gratis anak-anak yatim serta dhuafa yang termarjinalkan di sudut Bekasi. Namun, keterbatasan itu tak membuat mereka harus putus sekolah. Di sekolah dan rumba yang sederhana inilah, saya dan relawan yang lain sangat senang berbagi apapun yang kami bisa. Karena sejatinya kami yang sedang belajar kehidupan kepada mereka.
Potongan kisah yang paling berkesan bagi saya adalah saat momen anak-anak kelas 6 sekolah dasar sedang menghadapi UAN. Normalnya, anak-anak bersekolah pasti menggunakan seragam dan sepatu lengkap setiap harinya. Berhubung sekolah gratis mereka tidak mensyaratkan itu sebagai syarat mutlak, jadilah beberapa dari mereka kelimpungan saat akan mengikuti UAN di sekolah negeri tempat mereka menginduk untuk mendapatkan ijazah. Kelas 6 di sekolah gratis yang berdampingan dengan rumba saya itu cuma 9 orang :)
Satu yang paling dekat dengan saya karena jarak rumah dan sekolah yang tak terlalu jauh adalah Mutiara Kasih, biasa dipanggil Tiara. Statusnya yang yatim piatu sejak usia 3 tahun, membuatnya harus tinggal dengan om, tante, dan neneknya. Sayangnya, perlakuan yang ia dapatkan tak sama dengan sepupunya yang tinggal serumah. Ia harus membantu neneknya untuk belanja ke pasar setiap hari sehingga sering terlambat ke sekolah, sepulang sekolah harus membantu membersihkan kamar seluruh anggota keluarga. Dan, saya juga baru tahu ternyata ia pernah menerima KDRT saat masih usia TK dari om nya :(
Yang mengharukan, saat jam menunjukkan angka 7 pagi, Tiara diantar teman-temannya yang lain, beramai-ramai mengetuk pintu rumah saya, "Kak, kak, Tiara mau pinjam sepatu buat ujian...", teriak mereka. Semua sudah rapi berseragam sekolah kecuali dia. "Loh, dari kemarin, belum beli sepatu, Tiara?" , tanya saya. "Belum, kak, hehe...", ia hanya tertawa sambil tersipu malu. Duh, untung ukuran kaki saya 36 dan dia 35 :) Jadilah saya meminjamkan converse coklat yang sudah agak memudar warnanya. "Ya sudah, cepet, keburu telat. Pake aja sepatunya sampai kamu beli sepatu baru...", pesan saya.
Saya sampai heran, sepatu yang di toko biasa di perumahan sebelah bisa dibeli dengan hanya Rp. 35 ribu saja, dan saat saya mendatangi neneknya, uang sebesar itu katanya harus ditabung. Hm, saya hanya mengelus dada. Saya hanya tak ingin keluarganya memiliki mental 'menunggu bantuan'. Logikanya, ia memiliki om dan tante yang bekerja sebagai pedagang di pasar. Saya tekankan berkali-kali pula ke Tiara agar ia mengerti, sampai ia bisa membeli sepatunya sendiri seharga Rp. 30 ribu dengan menabung. Sedangkan kakak-kakak relawan memberinya kado baju dan tas sekolah saat ulang tahunnya yang ke 11, yang seumur hidup, baru kali ini diberi kue ulang tahun dan dihujani doa teman-temannya.
Begitulan potongan kisah itu. Saat ini, Tiara sudah lulus sekolah dasar dan bersiap masuk ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu SMP. Ia sering berkata kalau kami sedang sesi curhat, "Kak, doain Tiara bisa jadi chef atau penulis kayak kakak...", harapnya. Kebetulan ia sering melihat saya di depan netbook dan bertanya saya sedang apa :)
Kisah saya dan pergumulan dengan anak-anak tadi membuat saya terus merasa utuh. Saya yakin apa yang saya bisa berikan dan kemudian mereka terapkan nilai-nilainya dalam keseharian akan membawa kebaikan yang tidak pernah putus, inshaallah. Disinilah, cantik dari hati makin terpancar, yaitu saat kita merasa bahagia karena bisa melihat orang lain bahagia. Sesederhana itu.
Tapi tentu, secara fisik pun kita tetap harus merawat diri dan memberikan yang terbaik untuk orang-orang di sekitar kita, terutama suami. Dan juga lingkungan dimana kita beraktualisasi diri. Karena itu, setiap hari saya tak lupa membawa perlengkapan Wardah Beauty yang sangat basic, yaitu perfect bright lightening moisturizer, compact powder, dan lipstick dalam pouch kesayangan.
Asalkan bersih, rapi, dan ber make up minimalis, saya pasti sudah percaya diri :) Bukankah Allah itu indah dan menyukai keindahan ? Keindahan yang berasal dari hati dengan berbagi. Semoga ini menjadi inspirasi kebaikan cantik dari hati untuk siapapun yang membacanya :)
Tulisan ini diikutsertakan dalam :

Cantik itu akan selalu bersinar dari hati ya mba
BalasHapusiya bener banget, mbak :) sinarnya sampe keluar, nembus, hehe :) Makasih udah mampir ya^^
HapusJadi sedih dengan kisah Tiara. Semoga kita terlepas dari sifat pilih kasih dan mental manja, ya, Mbak.
BalasHapusiya mbak, semoga :) Penting menanamkan itu juga ke anak2..hehe
HapusSemoga setiap orang punya kecantikan hatinya ya Mbak :)
BalasHapusiya amiennn, setiap orang pasti punya sisi unik yg adi inner beauty :)
Hapussenyum selalu membuat hati kita akan terlihat bahagia bagi yang melihtanya juga
BalasHapustul, mbak, berbagai yang paling mudah adalah tersenyum :)
HapusNamanya bagus ya, Mutiara Kasih :D
BalasHapusWaaah aku juga pakai tu Wardah :D
He eh namanya bikin jatuh hati, hehe. Wardah kayaknya udah kosmetik sejuta umat muslimah sekarang, wkwkwk
Hapustiara semoga sukses terus ya. kakak cantik baik hatinya :).Saya juga pakai wardah :)
BalasHapusamiennn mbakk, doakan Tiara ya :) Kakak yg ga kalah cantik bisa aja, haha. Iya mbak, Wardah tuh sekarang udh nge hits bgt^^
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKegiatan yang sangat-sangat bermanfat, Mbak :)
BalasHapusTerimakasih apresiasinya Pak, juga udah mampir2, salam kenal :)
HapusCerita yang sangat inspiratif mbak
BalasHapusMakasih mbak Liza, semoga kita jadi bagian dari kisah inspirasi ya mbak:)
HapusSukses terus dengan Rumbanya ya Mbak. Kalau ikhlas pastilah terpancar jadi cantik. Semoga menang lomba blognya. Btw...saya nyoba ikut. Mau kirim link ke email seperti di posternya, koq mental terus ya. Yawda gpp. Latihan menulis saja. Hehe...
BalasHapushalo mbak Hani, makasih mbak, mampir2 kalo ke Bekasi :) Loh, masa mbak? mungkin salah alamat, punya saya terkirim kok. Dicoba lagi aja mbak, masih sampai tar malem kok..Ini mbak : milisPR@pti-cosmetics.com
Hapuskamu cantik cantik dari hatimuuu *ala cherrybelle*
BalasHapushahaha, mbak Ophi, baru liat euyyy, kita temu2 yuk pas gathering, hehe
Hapusmbaak aku gak bisa dtg acara wardah..karena aku di jogja dan pas tgl 30 itu ada tugas kantor yg nggak bisa ditinggalkan. pas ada workshop kantor. pdahl pasti seru ya kalo bisa ketemu. met have fun aja di acar wardah yaaa
BalasHapusoalah mbak, pas banget lagi tugas ya, semoga next bs ketemu ya mbak^^
Hapus