Perjuangan Menemukan Passion Seorang Ina Tanaya [Profil Blogger-Part 4]

Halo all! Setelah dua minggu berlalu, ketemu lagi pada profil blogger part 4, kali ini kita akan berkenalan dengan Ina Tanaya, seorang ibu yang boleh dibilang paling senior diantara kami, peserta arisan link Dilo :)

Soal usia boleh saja lebih tua, namun kalau soal semangat, Bu Ina tak mau kalah dengan yang lebih muda. Terbukti, meski jarak tempat tinggalnya di Bintaro, ibu yang satu ini rela jauh-jauh menuntut ilmu blogging yang akhirnya mempertemukan kami semua di kota Bogor.


Ina Tanaya menemukan passion-nya setelah perjuangan panjang

Jujur, saya sebenarnya bingung mau menuliskan apa, karena secara pribadi belum pernah berbincang langsung dengan Bu Ina. Kalau berbincang dengan media jempol alias whats app memang iya :) 

Boleh saya kasih kesan pertama ya, Bu? Kesan pertama saya untuk Bu Ina adalah keren dan cepat tanggap. Sangat responsif menanggapi chat dan sangat minim miskom. Selain itu juga sangat responsible membuat catatan profil blogger kawan-kawan pemenang arisan link. Hari ini diumumkan pemenangnya, besok Bu Ina pasti sudah langsung setor tulisan. Sangat hebat, dan jujur juga, saya belum mampu melakukannya. Salut, bu!

Siapa sebenarnya seorang Ina Tanaya? Profil yang cukup singkat di beberapa blognya yang saya kunjungi, selain selayang pandang yang singkat pula di whats app group, membuat saya sedikit lebih ekstra mencari informasi. Sampai kemudian, saya menemukan sedikit perjalanan kisah hidupnya di salah satu kompetisi menulis yang juga saya ikuti.

Sebagai seorang blogger, tentu menulis adalah kewajiban utama, selain tambahan ketrampilan yang lain, seperti memotret, mendesain, membuat infografis, dan sebagainya. Tapi ternyata, tak semua blogger sudah dari sananya ditakdirkan jago menulis. Seperti halnya Bu Ina. Dari tulisannya, saya pun akhirnya tahu bahwa butuh proses panjang untuk seorang ibu yang telah bekerja kantoran selama 25 tahun ini untuk dapat menemukan passion nya dalam bidang tulis menulis. 

Wow, saya sangat menghargai perjuanganmu, Bu! Saya termasuk orang yang selalu kagum dengan orang yang mencoba memerdekakan dirinya sendiri atas nama passion. Sebab, pergumulannya pasti sangat panjang. Asal kita tahu, menjadi seorang pensiunan yang kemudian sehari-hari berada di rumah untuk mengganti rutinitas kerja yang cukup lama bukanlah hal yang mudah. Seperti penuturan Bu Ina dalam tulisannya berikut ini :

"Suasana baru, ketika aku harus di rumah. Awalnya, seminggu di rumah masih merasa senang karena menganggap seperti cuti biasa. Namun, begitu memasuki minggu kedua, dan ketiga, kegelisahan pun mulai timbul. Yang biasa bekerja dari pagi sampai malam, waktu begitu cepat berlangsung, sekarang tiba-tiba begitu lama sekali karena tidak memiliki kegiatan yang kusukai."

Suasana baru, ketika aku harus di rumah. Awalnya, seminggu di rumah masih merasa senang karena menanggap seperti cuti biasa. Namun, begitu memasuki minggu kedua, dan ketiga, kegelisahan pun mulai timbul. Yang biasa bekerja dari pagi sampai malam, waktu begitu cepat berlangsung, sekarang tiba-tiba begitu lama sekali karena tidak memiliki kegiatan yang kusukai.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/www.inatanaya.com/jalan-berliku-temukan-bahagia-di-rumah_56f6986e927a61c808fdbb10
Suasana baru, ketika aku harus di rumah. Awalnya, seminggu di rumah masih merasa senang karena menanggap seperti cuti biasa. Namun, begitu memasuki minggu kedua, dan ketiga, kegelisahan pun mulai timbul. Yang biasa bekerja dari pagi sampai malam, waktu begitu cepat berlangsung, sekarang tiba-tiba begitu lama sekali karena tidak memiliki kegiatan yang kusukai.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/www.inatanaya.com/jalan-berliku-temukan-bahagia-di-rumah_56f6986e927a61c808fdbb10
Suasana baru, ketika aku harus di rumah. Awalnya, seminggu di rumah masih merasa senang karena menanggap seperti cuti biasa. Namun, begitu memasuki minggu kedua, dan ketiga, kegelisahan pun mulai timbul. Yang biasa bekerja dari pagi sampai malam, waktu begitu cepat berlangsung, sekarang tiba-tiba begitu lama sekali karena tidak memiliki kegiatan yang kusukai.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/www.inatanaya.com/jalan-berliku-temukan-bahagia-di-rumah_56f6986e927a61c808fdbb10
Suasana baru, ketika aku harus di rumah. Awalnya, seminggu di rumah masih merasa senang karena menanggap seperti cuti biasa. Namun, begitu memasuki minggu kedua, dan ketiga, kegelisahan pun mulai timbul. Yang biasa bekerja dari pagi sampai malam, waktu begitu cepat berlangsung, sekarang tiba-tiba begitu lama sekali karena tidak memiliki kegiatan yang kusukai.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/www.inatanaya.com/jalan-berliku-temukan-bahagia-di-rumah_56f6986e927a61c808fdbb10
Suasana baru, ketika aku harus di rumah. Awalnya, seminggu di rumah masih merasa senang karena menanggap seperti cuti biasa. Namun, begitu memasuki minggu kedua, dan ketiga, kegelisahan pun mulai timbul. Yang biasa bekerja dari pagi sampai malam, waktu begitu cepat berlangsung, sekarang tiba-tiba begitu lama sekali karena tidak memiliki kegiatan yang kusukai.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/www.inatanaya.com/jalan-berliku-temukan-bahagia-di-rumah_56f6986e927a61c808fd
Suasana baru, ketika aku harus di rumah. Awalnya, seminggu di rumah masih merasa senang karena menanggap seperti cuti biasa. Namun, begitu memasuki minggu kedua, dan ketiga, kegelisahan pun mulai timbul. Yang biasa bekerja dari pagi sampai malam, waktu begitu cepat berlangsung, sekarang tiba-tiba begitu lama sekali karena tidak memiliki kegiatan yang kusukai.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/www.inatanaya.com/jalan-berliku-temukan-bahagia-di-rumah_56f6986e927a61c808fdbb10
Itu terjadi pada 2009 saat ibu satu orang anak ini pensiun dari perusahaan swasta asing.

Sampai kemudian, Bu Ina menulis :

"Meskipun aku sekarang sering berada di rumah, tak berarti aku harus kehilangan potensi untuk mengaktualisasikan diriku. Mencari potensi yang ada dalam diriku, dari mulai berbisnis online, pemasaran, mengajar, sampai akhirnya aku menemukan passionku. Menulis adalah bagian hidupku. Ketika menulis segala pengetahuan, inspirasi, kemampuanku kuasah. Tak mudah, tapi aku menjalani proses jalan terjal ini dengan sangat bahagia."

g sering berada di rumah, tak berarti aku harus kehilangan potensi untuk mengaktualisasikan diriku. Mencari potensi yang ada dalam diriku, dari mulai berbisnis online, pemasaran, mengajar, sampai akhirnya aku menemukan passionku. Menulis adalah bagian hidupku. Ketika menulis segala pengetahuan, inspirasi, kemampuanku kuasah . Tak mudah, tapi aku menjalani proses jalan terjal ini dengan sangat bahagia.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/www.inatanaya.com/jalan-berliku-temukan-bahagia-di-rumah_56f6986e927a61c808fdbb10
Pada 2010, kemudian Bu Ina mulai serius dengan menulis yang diyakininya sebagai passion seumur hidupnya. Mulai 2012 hingga sekarang, Bu Ina aktif menulis di blog, bahkan tidak hanya satu. Blog andalannya adalah www.inatanaya.com. Sempatkan diri berkunjung untuk menemukan tulisan-tulisan berbobot si ibu :) 


Tampilan blog andalan Ina Tanaya

Selamat merayakan kembali menemukan jalan pulang yang disebut passion ya bu, karena saya pun sekarang sedang melakukannya. Terus berkarya, dan terima kasih telah menularkan semangat yang tiada henti untuk terus beraktualisasi diri.

Kenal lebih jauh dengan Bu Ina Tanaya, silahkan mampir di akun media sosialnya :
  • Facebook: Ina Tanaya
  • Twitter: @tanaya1504
  • Instagram: @ina_tanaya

Prita HW

7 komentar:

  1. Keren ya Bu Ina ini, aktif sekali ngeblog bahkan mengelola blog lebih dari satu. AKu aj satu udah ngos2an. Jd malu hehe

    BalasHapus
  2. haha sama dunk mba april, walau punya 3 blog, satu ini aja aku keteteran ....
    www.enrymazni.com

    BalasHapus
  3. sama, aku juga 1 ini takut terbengkalai kalo 'lahiran' lagi, haha

    BalasHapus
  4. He..he..terima kasih Prita atas pujiannya.Blog saya msh banyak yg blm diupdate..

    BalasHapus
  5. He..he..terima kasih Prita atas pujiannya.Blog saya msh banyak yg blm diupdate..

    BalasHapus
  6. wooow aku melihat kesamaan dalam diri bu Ina dan Ka Prita. Kalian TOP deh pokoknya ;D kalo aku sih menangkapnya apa yg bu Ina alami dan rasakan persis kaya Ka Prita, bedanya Ka Prita pensiunnya kelewat masih janin yah ((belum dini)) hehehe. Dengan menyerap & mengambil inspirasi dari pengalaman & perjalanan Bu Ina, Ka Prita pasti makin kece! *asik* aku kagum sama kalian berdua. Thumbs up!

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh, kok aku baru punya ilham buat klik balas ya fah :) Kayaknya udah dibales, ternyata belum. Pensiun kelewat janin, noted! Hahaha, makasih ya supportnya fa :)

      Hapus