Get Up Stand Up, Komedi 'Isi' Berbalut Drama Romantis

Apa yang terbayangkan saat mendengar komika dan drama romantis ? Pasti nggak nyambung, kan ? Kalau ngomongin komika pasti yang terbayang adalah kekonyolan, kelucuan, tingkah pola aneh bin ajaib, dan sejenisnya. Tapi ternyata, film terbaru yang diproduseri Argalaras di bawah bendera KG Studio ini berhasil mengubah persepsi konyol tentang film komedi. Termasuk saya tentunya, yang Senin sore, H-5 film ini tayang di seluruh bioskop di Indonesia, diundang untuk menghadiri Gala Premiere Pre Screeningnya di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta bersama komunitas blogger dan rekan pers.


Seluruh pendukung Film Get Up Stand Up berpose bersama

Jujur, saya sendiri nggak terlalu addict ya dengan film komedi, karena menurut saya sih 'kurang ada pesannya'. Tapi debut film yang disutradarai Teezar Sjamsuddin ini memang beda. Karena itu saya sebut komedi 'isi'.

Alur Cerita

Sekilas pas melihat poster filmnya, tak ada yang spesial. Bayangan saya ada kisah cinta segitiga antara Babe Cabita yang memerankan dirinya sendiri dan Abdur Rasyad yang juga berperan dengan nama yang sama untuk memperebutkan hati si gadis cantik Fatiya (Acha Sinaga).


Sumber : akun Youtube Get Up Stand Up The Movie

Memang itu tak salah, dan memang benar. Namun kerumitan kisah cinta segitiga itu berawal dari Babe yang seorang penyiar radio tak bermasa depan di Medan. Babe yang yatim piatu ini sudah menjalin kasih dengan si Fatiya kurang lebih 6 tahun. Bisa ditebak, hubungan mereka lengket bak perangko yang dilem pake butiran nasi :) 

Setiap hari, Fatiya membawakan makanan Babe untuk sekedar sarapan atau makan siang, tak lupa disertai nasehat panjang lebar tentang tuntutan Fatiya secara tidak langsung untuk mulai memikirkan masa depan. Minimal kalau tak meluluskan kuliah, berganti pekerjaan yang lebih cerah lah. Namun, dasar si Babe cuek bebek, ia hanya ber "iya, Fatiya, sabar...aku akan berubah" dan 1001 janji manis lainnya. Ujung-ujungnya, lilitan hutang yang tak bisa dibayarnya pun ya terpaksa harus pinjam Fatiya lagi dan lagi.

Klimaksnya, Fatiya yang punya panggilan sayang Bang Ibo untuk Babe ini merasa kepercayaannya disalah gunakan. Udah repot-repot ditelponin uwaknya supaya bisa interview kerja, eh malah bangun kesiangan karena mabok semalaman. Ceritanya nolong teman yang sedang galau, eh malah dianya terjebak galau berkepanjangan.

Fatiya pun memutuskan untuk berangkat ke Jakarta, megadu nasib untuk bekerja di salah satu law firm. Babe yang hancur lebur, tiga hari nggak siaran dan hanya makan kerupuk itu pun bertekad menyusul Fatiya ke Jakarta. Ia harus memperjuangkan cinta sejatinya sekarang juga.

Usut punya usut, dari sebuah amplop penerimaan karyawan yang sempat diberikan Fatiya, ia menelusuri kantornya, mencari kost-kostan Fatiya, dan mengadu nasib bekerja di Rumah Makan Padang langganan Fatiya, tak jauh dari tempat kost nya. 

Hari-hari Babe hanya dipenuhi Fatiya, Fatiya, dan Fatiya. Sampai ia ditantang untuk open mic oleh seseorang, yaitu Uus yang menjadi host Stand Up Comedy (SUCI) yang dituduhnya menyewa penonton bayaran karena bisa tertawa terpingkal-pingkal.

Dalam perjalanan open mic nya itu, berkenalanlah ia dengan sosok Abdur dari NTT, yang juga akan mengikuti event yang sama.  

Disinilah, perjuangan Babe sebagai seorang komika dimulai. Dimulai dari audisi, sampai kemudian karantina. Memikirkan materi stand up nya di sela-sela bayang-bayang Fatiya. Sampai saat tampil di atas panggung pun, konsentrasinya pecah saat ada Fatiya. Padahal Fatiya datang untuk mendukung Abdur, ia begitu abdurholic, materi stand up Abdur yang cerdas begitu memikat hatinya. 

Melalui pertemuan pertama, ternyata mereka sama-sama terpaut pada kecintaannya pada buku sastra Jepang, Murakami. Lalu, bagaimana dengan Babe ? Tuntutan persaingan yang ketat antara para finalis SUCI dan pergumulan perasaannya pada Fatiya, juga rasa marahnya pada Abdur, apakah membuatnya mundur dari SUCI dan persaingan memperoleh Fatiya ? Temukan jawabannya 7 April di bioskop terdekat ya.


Kata Saya Tentang Film Ini

 
Poster Film Get Up Stand Up yang disponsori KFC. Potongan Tiketnya juga bisa jadi potongan di KFC loh!


Buat pecinta drama seperti saya, film berdurasi 100 menit ini dijamin tak mengecewakan. Jujur, saya sendiri sangat terpukau dengan balutan romantic quote yang kuat di skenario yang ditulis apik oleh Bagus Bramanti, penulis skenario Surga yang Tak Dirindukan. Sampai sampai saya lupa kalau ini film komedi, dialog-dialog antar tokohnya begitu kuat.

Adegan paling kuat yang berhubungan dengan stand up comedy di atas panggung adalah persaingan sengit antara Babe dan Abdur lewat isi materinya di atas panggung. 
Babe : "...Ada banyak jenis teman. TTM, TMT, teman makan teman..."
Abdur : "Manusia terlahir egois, nggak mungkin satu sel sperma mempersilahkan sel sperma lain untuk duluan..."

Hahaha, diantara drama ada komedi, tapi komedinya cukup berisi, sesuai citra yang dibangun media Kompas selama ini. Bisa dibayangkan, setelah sedikit menitikkan air mata, lalu penonton tertawa terbahak-bahak, begitu terus sepanjang film. Meski ada beberapa bagian yang biasa saja.

Dialog dengan logat Medan melayu yang kental juga menjadi hiburan yang mengalir buat saya. Belum lagi finalis SUCI yang sedang karantina dengan keunikannya masing-masing. Tingkah pola aneh dari  tukang ojek Betawi David, si anak pesantren Dzawin , si mantan anak STM Rahmet, Sri Rahayu yang yakin ditakdirkan menjadi istri Raditya Dika, dan Wira si pengumpul sajak romantis, juga Deni Suhendi yang anggota TNI Ba Kodam III Siliwangi juga memberi warna komedi tersendiri.

Sayangnya, pesan utama film, berupa perjuangan seseorang yang ingin sukses lewat ajang Stand Up Comedy memang kurang tergali. Secara tersirat, memang iya, ini pembuktian bagi dua tokoh utamanya. Namun, secara detail, membangun emosi dan menginspirasi yang lain untuk punya persepsi bahwa sukses bisa teraih salah satunya lewat Stand Up Comedy masih kurang.

Menurut saya, skenario yang apik dan renyah memberi nyawa tersendiri, dan membuat film ini utuh. Quote-quote film ini layak diindex :) Seperti "Kau janganlah menyerah sebelum berjuang. tuntaskan!" atau "Fatiya mengajarkanku tentang rasa, dan kau mengajarkanku tentang keikhlasan...". Meski juga masih ada unsur komedi yang mengeksploitasi keunikan sikap para pria yang kewani-wanitaan.

Overall, film ini layak ditonton sebagai hiburan, baik penyuka drama maupun komedi. Bila mengajak anak-anak, pemahaman yang berkaitan dengan perilaku pria yang kewanita-wanitaan perlu dijelaskan dengan bahasa yang mudah.

Detail Film
 
Judul : Get Up Stand Up
Sutradara : Teezar Sjamsuddin
Penulis Skenario : Bagus Bramanti
Pemeran : Babe Cabita, Abdurrahim Arsyad, Acha Sinaga, Indro Warkop, Virnie Ismail, Akbar, Mo Sidik, Uus, Wira, Sri Rahayu, Rahmet, Deni Suhendi, David, Dzawin, UNGU (cameo)
OST : UNGU
Genre : Drama Komedi
Rating : 4.5/5
 


Prita HW

6 komentar:

  1. Kok onci nya ga kesebuut hahaha *protes*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kan Onci nya nggak masuk final sha,hehehe,ikut audisi kan dia,hahaha. fotomu mana,upload dong,udah susah payah nih yg motoin,:D

      Hapus
  2. Jadi pengen nonton nih baca review-nya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha,ayo mbak nonton,hari ini ada gratisan juga loh,kalo nggak salah di PIM,cb deh googling mbak di medsos2 get up stand up :)
      penyuka drama like me kah?

      Hapus
  3. Fatiya di pilem iini keliatan dewasa banget yaa. Bak pujangga :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai mbak,senengnya ketemu di dumay,thanks udah mampir2. Iya dewasa bgt,kayak lagi ngasuh adek tercayang. Bak pujangganya bikin romantis :)

      Hapus